Abstract
Terminologi sunyi, sesungguhnya bukanlah bermakna sepi sebgaimana yang dipahami selama ini. Dalam batin yang sunyi (pasepan, kasepen, gung), dalam filosofi agama Hindu dapat memunculkan sebuah kesadaran diri agar hati nurani leluasa bersuara. Purifikasi melalui jalan sunyi mampu menjauhkan diri seseorang dari pikiran yang bebas dari dualitas pikiran dan kegelapan-kegelapan bathin. Pemaknaan semacam inilah yang dijadikan landasan proses kreatif Putu Sutawijaya dalam mengeksekusi karya-karya seni rupa kontemporernya yang menarasikan gaduhnya kehidupan sosial-politik masyarakat dewasa ini. Dalam proses kreatif Putu Sutawijaya dapat ditemukan beberapa karya seni rupa kontemporernya yang sangat kuat merefleksikan makna di balik kesunyian, diantaranya Out From The Darkside,Datang Tumbuh Subur,dan berebut Kesunyian,Hasil temuan tersebut akan dilakukan pembacaan dengan perspektif hermeneutika Wihelm Dilthey yang akan dipertautkan dengan semangat spiritualitas agama Hindu. Sedangkan keterkaitan makna kontekstualitas sosial-politiknya akan dianalisis dengan prespektif strukturis dari Chistoper Lloyed. Dari pembacaan tersebut dapat ditemukan bahwa situasi kesunyian (niharamkarah) dalam kehidupan realitas keseharian manusia, teryata justru yang terjadi sebuah aktivitas 'keramaian' dengan penuh kreativitas mengagumkan. Semuanya dapat dikenali melalui representasi geliat gerak tubuh (gestikulasi) dalam karya seni rupa kontemporer Putu Sutawijaya.
Original language | Indonesian |
---|---|
Publication status | Published - 2018 |
Event | Seminar Nasional Agama, Adat, Seni, dan Sejarah di Zaman Milenial - ID, Denpasar, Indonesia Duration: 1 Jan 2018 → … |
Conference
Conference | Seminar Nasional Agama, Adat, Seni, dan Sejarah di Zaman Milenial |
---|---|
Country/Territory | Indonesia |
City | Denpasar |
Period | 1/01/18 → … |
Keywords
- Putu Sutawijaya, Seni Rupa Kontemporer, Hermenuetika, Strukturis, Cristroper Lloyed.