Abstract
Individu transgender sebagai kelompok non normatif mengalami Mikroagresi atau penghinaan sehari-hari secara singkat dan eksistensi identitasnya tidak diakui oleh teman-temannya. Interaksi ini menimbulkan interaksi tidak menyenangkan bagi individu transgender yang akhirnya berdampak pada pemilihan pertemanan yang diasumsikan sejalan dengan konsep self-verification striving (upaya verifikasi diri). Asumsi dalam penelitian ini adalah upaya individu transgender menampilkan diri yang menyiratkan identitas non normatifnya (displaying identity cues) kemungkinan dapat menjadi upaya memberikan individu dengan identitas non normatif lain kepastian perilaku untuk memastikan kecocokan sebagai pasangan interaksi yang dapat saling memverifikasi pandangan diri masing-masing (selective interaction). Hasil dari penelusuran literatur sejalan dengan asumsi bahwa individu transgender selektif dalam pemilihan teman, namun tidak terbatas sama-sama memiliki pengalaman identitas non normatif, selama temannya bisa memahaminya, melihatnya, dan membuatnya tampil sebagaimana ia melihat dirinya sendiri. Perbedaan preferensi pertemanan antara dengan kelompok normatif dan non normatif tergantung pada keinginan individu transgender untuk mengungkap atau tidak ingin mengungkap identitas gender dan orientasi seksualnya. Individu transgender dapat membuka identitasnya yang sejati, meskipun memperoleh respon yang beragam dari temannya. Memperoleh dukungan dari teman ditemukan memberikan manfaat bagi kesehatan mental individu Transgender.
Translated title of the contribution | Self-Verification Striving on Transgenders’ Friends Selection Experience: A Narrative Literature Review |
---|---|
Original language | Indonesian |
Pages (from-to) | 888-896 |
Journal | Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi dan Kesehatan (J-P3K) |
Volume | 5 |
Issue number | 3 |
Publication status | Published - Dec 2024 |
Keywords
- LGBT
- Mikroaggression
- Friendship
- Self-Verification Striving
- Transgender