TY - JOUR
T1 - Tingkat Depresi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dan Faktor-Faktor Terkait
AU - Putri, Intan Alita
AU - Soedibyo, Soepardi
PY - 2011
Y1 - 2011
N2 - Latar belakang.Program pendidikan dokter spesialis seringkali menimbulkan stres pada kehidupan personal maupun profesional seorang residen. Residen diharapkan mampu memenuhi tuntutan klinis, akademis, fisis, dan sosial, sementara bekerja hingga 80 jam per minggu. Kondisi ini sangat berhubungan erat dengan ketidakpuasan terhadap program studi dan rumah sakit. Stres dapat menyebabkan seorang dokter tidak mampu bertanggungjawab secara penuh terhadap diri dan pekerjaannya. Tujuan.Mengetahui prevalens depresi, hubungannya dengan berbagai faktor sosiodemografis serta aspek lingkungan, dan cara mengatasinya. Metode.Studi potong-lintang, deskriptif-analitik dengan teknik total samplingterhadap seluruh residen yang masih terdaftar dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak (PPDS IKA) pada periode Agustus-September 2010. Kuesioner Major Depression Inventory(ICD-10) dari WHO disebarkan untuk mengetahui derajat depresi yang dialami dalam dua minggu terakhir. Hasil.Angka kejadian depresi berdasarkan kuesioner MDI, 28 (23,9%), 15 di antaranya mengalami depresi ringan, 10 mengalami depresi sedang, dan 3 mengalami depresi berat, tidak banyak berbeda dengan angka kejadian depresi yang dirasakan oleh subjek secara subjektif (n=31, 26,5%). Sebagian besar (59%) pernah mengalami depresi lebih dari satu kali.Kesimpulan. Angka kejadian depresi pada peserta PPDS IKA berdasarkan kuesioner MDI, 28 (23,9%). Tidak didapatkan faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan terjadinya depresi. Upaya untuk mengatasi depresi dengan berdoa, menghabiskan waktu atau bercerita pada teman dan keluarga tentang masalah yang dialami.
AB - Latar belakang.Program pendidikan dokter spesialis seringkali menimbulkan stres pada kehidupan personal maupun profesional seorang residen. Residen diharapkan mampu memenuhi tuntutan klinis, akademis, fisis, dan sosial, sementara bekerja hingga 80 jam per minggu. Kondisi ini sangat berhubungan erat dengan ketidakpuasan terhadap program studi dan rumah sakit. Stres dapat menyebabkan seorang dokter tidak mampu bertanggungjawab secara penuh terhadap diri dan pekerjaannya. Tujuan.Mengetahui prevalens depresi, hubungannya dengan berbagai faktor sosiodemografis serta aspek lingkungan, dan cara mengatasinya. Metode.Studi potong-lintang, deskriptif-analitik dengan teknik total samplingterhadap seluruh residen yang masih terdaftar dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak (PPDS IKA) pada periode Agustus-September 2010. Kuesioner Major Depression Inventory(ICD-10) dari WHO disebarkan untuk mengetahui derajat depresi yang dialami dalam dua minggu terakhir. Hasil.Angka kejadian depresi berdasarkan kuesioner MDI, 28 (23,9%), 15 di antaranya mengalami depresi ringan, 10 mengalami depresi sedang, dan 3 mengalami depresi berat, tidak banyak berbeda dengan angka kejadian depresi yang dirasakan oleh subjek secara subjektif (n=31, 26,5%). Sebagian besar (59%) pernah mengalami depresi lebih dari satu kali.Kesimpulan. Angka kejadian depresi pada peserta PPDS IKA berdasarkan kuesioner MDI, 28 (23,9%). Tidak didapatkan faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan terjadinya depresi. Upaya untuk mengatasi depresi dengan berdoa, menghabiskan waktu atau bercerita pada teman dan keluarga tentang masalah yang dialami.
UR - https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/461
U2 - 10.14238/sp13.1.2011.70-8
DO - 10.14238/sp13.1.2011.70-8
M3 - Article
SN - 0854-7823
VL - 13
SP - 70
EP - 78
JO - Sari Pediatri
JF - Sari Pediatri
IS - 1
ER -