Abstract
Tepian Sungai Musi adalah salah satu kawasan padat penduduk dengan panjang sungai 720 km dan membelah kota Palembang menjadi 2 kawasan, yakni Ulu di Utara dan Ilir di Selatan. Banyak permukiman etnis di bagian Ulu merupakan kampung lama. Salah satunya adalah kampung Kapitan yang dulunya kental budaya Tionghoa. Namun kurangnya perhatian dan perawatan menyurutkan rasa kepemilikan bersama dan berakibat pada meredupnya identitas kampung yang dahulu dikenal sebagai kampung dengan budaya pinggir sungai. Penelitian ini membahas penyebab placelessness Kampung Kapitan dan mencari peluang untuk menghidupkan kembali sense of place sebagai kawasan bersejarah. Kajian ini bersifat kualitatif, dilakukan melalui observasi, penelusuran sejarah dan pengumpulan data-data pendukung. Penelitian menunjukkan identitas Kampung Kapitan sebagai kampung cagar budaya mulai bergeser dan kabur. Banyak ditemukan potensi, namun kondisi Kampung Kapitan saat ini semakin mengkhawatirkan dan terancam punah. Perlu upaya yang sangat serius untuk bisa memperkuat identitas lokal guna meningkatkan rasa kepemilikan dan rasa bangga masyarakat. Makalah ini mengusulkan penerapan indikator sense of place sebagai cara untuk menata kembali Kampung Kapitan.
Original language | Indonesian |
---|---|
Pages (from-to) | 50-59 |
Journal | MODUL |
Volume | 23 |
Issue number | 1 |
DOIs | |
Publication status | Published - 21 Jun 2023 |
Keywords
- Sense of Place
- Placelessness
- Kampung Kapitan
- Tepian Sungai Musi