Abstract
Latar belakang: Kelengkapan resume dan ketidaktepatan koding masih menjadi penyebab terbesar pengembalian berkas klaim dari BPJS. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelengkapan dan ketepatan koding diagnosis dan prosedur terhadap besaran klaim di satu rumah sakit (RS) Pemerintah di Jakarta Selatan. Metode: Penelitian observasional yang dilakukan dengan penelusuran rekam medis (RM) bulan November 2017 dan wawancara mendalam terhadap 7 informan yang terdiri dari manajemen, koder, dokter penanggung jawab pasien (DPJP) dan verifikator RS. Ketepatan koding didapatkan dengan membandingkan pengkodean oleh koder RS dan koder standar. Analisis data dilakukan dengan analisis konten.Hasil: Dari 105 sampel rekam medis didapatkan angka ketidaklengkapan resume terbanyak pada pemeriksaan penunjang (12,2%), ketidaksesuaian pengisian pada diagnosis sekunder mencapai 68,6% dan ketidaktepatan koding paling tinggi pada diagnosis utama (21,9%). Rerata klaim INA-CBGs yang dihasilkan koder RS lebih rendah dari koder standar dengan selisih klaim sebesar 4%. Hal tersebut disebabkan adanya ketidakpatuhan dokter dan tidak semua dokter mendapatkan pelatihan pengkodean. Proses pencatatan RM masih banyak didelegasikan kepada residen. Pemeriksaan resume oleh verifikator dan pengkodean oleh koder masih kurang pemahaman tentang diagnosis dalam konsep INA-CBGs. Kesimpulan: Ketidaklengkapan resume dan ketidaktepatan koding di RS menyebabkan klaim INA-CBGs yang diterima lebih rendah rata-rata 4% sehingga dapat mengurangi pendapatan RS. (Health Science Journal of Indonesia 2018;9(1):14-8
Original language | English |
---|---|
Journal | Health Science Journal of Indonesia |
Publication status | Published - 2018 |