TY - JOUR
T1 - Teknik reverse transcription – polymerase chain reaction (RT-PCR) dan hibridisasi dot blot dengan pelacak DNA untuk deteksi human immunodeficiency virus (HIV) dalam serum darah
AU - Rosilawati, Maria Lina
AU - Bela, Budiman
PY - 2007
Y1 - 2007
N2 - LATAR BELAKANGTeknik biologi molekuler seperti teknik reverse transcription – polymerase chain reaction (RT-PCR) dot blot hybridization dengan pelacak DNA berlabel biotin dapat mendeteksi human immunodeficiency virus (HIV) dalam serum darah. Teknik ini selanjutnya dapat diterapkan untuk skrining HIV donor jaringan biologi terutama dari Bank Jaringan Riset Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), seperti amnion, allograft steril radiasi, melalui darahnya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sensitivitas metode RT-PCR hibridisasi dot blot dengan pelacak DNA berlabel biotin dan RT-PCR elektroforesis gel agarosa untuk deteksi HIV.METODEPenelitian ini menggunakan serum darah dari Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Fatmawati. Jumlah serum yang dipakai sebanyak 55 sampel terdiri dari 5 sampel negatif HIV hasil uji serologi dengan rapid test dan 50 sampel dengan enzyme linked immunoassay (ELISA). Ekstraksi RNA HIV sampel darah dilaksanakan menggunakan kit RNA viral extraction sedangkan teknik one step RT-PCR digunakan untuk amplifikasi DNA. HASILHasil penelitian menunjukkan pada 55 sampel yang diuji baik dengan teknik RT-PCR elektroforesis gel agarosa maupun RT-PCR hibridisasi dot blot, 43 sampel positif mengandung HIV. Hasil RT-PCR hibridisasi dot blot jauh lebih jelas dibanding dengan RT-PCR-elektroforesis gel agarosa. Hal ini terlihat munculnya dot hitam tebal pada film sedangkan pada gel agarosa pita DNA tampak tipis untuk beberapa sampel positif HIV yang sama KESIMPULANTeknik RT-PCR hibridsasi dot blot dengan pelacak DNA berlabel biotin lebih sensitif dibanding dengan RT-PCR elektroforesis gel agarosa untuk mendeteksi HIV.
AB - LATAR BELAKANGTeknik biologi molekuler seperti teknik reverse transcription – polymerase chain reaction (RT-PCR) dot blot hybridization dengan pelacak DNA berlabel biotin dapat mendeteksi human immunodeficiency virus (HIV) dalam serum darah. Teknik ini selanjutnya dapat diterapkan untuk skrining HIV donor jaringan biologi terutama dari Bank Jaringan Riset Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), seperti amnion, allograft steril radiasi, melalui darahnya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sensitivitas metode RT-PCR hibridisasi dot blot dengan pelacak DNA berlabel biotin dan RT-PCR elektroforesis gel agarosa untuk deteksi HIV.METODEPenelitian ini menggunakan serum darah dari Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Fatmawati. Jumlah serum yang dipakai sebanyak 55 sampel terdiri dari 5 sampel negatif HIV hasil uji serologi dengan rapid test dan 50 sampel dengan enzyme linked immunoassay (ELISA). Ekstraksi RNA HIV sampel darah dilaksanakan menggunakan kit RNA viral extraction sedangkan teknik one step RT-PCR digunakan untuk amplifikasi DNA. HASILHasil penelitian menunjukkan pada 55 sampel yang diuji baik dengan teknik RT-PCR elektroforesis gel agarosa maupun RT-PCR hibridisasi dot blot, 43 sampel positif mengandung HIV. Hasil RT-PCR hibridisasi dot blot jauh lebih jelas dibanding dengan RT-PCR-elektroforesis gel agarosa. Hal ini terlihat munculnya dot hitam tebal pada film sedangkan pada gel agarosa pita DNA tampak tipis untuk beberapa sampel positif HIV yang sama KESIMPULANTeknik RT-PCR hibridsasi dot blot dengan pelacak DNA berlabel biotin lebih sensitif dibanding dengan RT-PCR elektroforesis gel agarosa untuk mendeteksi HIV.
UR - https://univmed.org/ejurnal/index.php/medicina/article/view/302
U2 - 10.18051/UnivMed.2007.v26.111-119
DO - 10.18051/UnivMed.2007.v26.111-119
M3 - Article
SN - 2407-2230
VL - 26
JO - Universa Medicina
JF - Universa Medicina
IS - 3
ER -