Abstract
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui peran strategis Aliansi Pertahanan Quadrilateral AS dalam meredam ancaman Tiongkok di Asia Pasifik periode 2017-2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan teknik deskriptif-analitis. Teknik tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman dan gambaran secara holistik mengenai suatu gejala atau fenomena. Temuan dari penelitian ini adalah Kebangkitan Tiongkok di sektor ekonomi dan militer, serta agresivitas Tiongkok dalam mengekspansi wilayah teritorialnya, mengancam hegemoni AS di Asia Pasifik. Sehingga untuk mempertahankan status quo-nya, AS membentuk Aliansi Quad dengan Australia, Jepang dan India tahun 2007. Namun aliansi ini nonaktif sejak 2008, dan baru diaktifkan kembali tahun 2017 oleh Presiden Donald Trump. Aliansi Quad cukup intens melakukan ekspedisi militer di Samudera Hindia-Pasifik. Berdasarkan teori Balance of Threat dari Stephen Walt (1985), Aliansi Quad merupakan “Rebalancing Strategy”AS terhadap Tiongkok di Asia Pasifik, yang bertujuan untuk membendung 4 sumber ancaman utama, yaitu kekuatan agregat Tiongkok, kedekatan geografis Tiongkok dengan aliansi AS, kemampuan militer Tiongkok, dan ambisi Tiongkok di kawasan. Dinamika kontestasi AS-Sino tersebut didorong oleh motif dasar Neorealisme, yaitu melindungi kepentingan nasional kedua negara, baik kepentingan politik, ekonomi, maupun dominasi/pengaruh
Translated title of the contribution | The United States Strategy to Counter the Rise of China in the Asia Pacific with the Quadrilateral Security Alliance during 2017-2020 |
---|---|
Original language | Indonesian |
Pages (from-to) | 997-1010 |
Journal | PERSPEKTIF |
Volume | 11 |
Issue number | 3 |
DOIs | |
Publication status | Published - 22 Jun 2022 |
Keywords
- Aliansi Quad
- Indo-Pasifik
- Geopolitik AS-Tiongkok