Abstract
Latar belakang. Dampak gangguan tidur pada remaja adalah penurunan prestasi akademis di sekolah, meningkatkan kenakalan remaja dan meningkatkan angka pemakaian rokok. Deteksi dini gangguan tidur perlu dilakukan karena remaja jarang mengeluh dan mengganggapnya bukan suatu masalah yang serius.
Pemeriksaan gangguan tidur menggunakan polysomnography mahal dan tidak praktis, sedangkan pemeriksaan wrist actigraphy sederhana tetapi belum tersedia di Indonesia. Skala gangguan tidur untuk anak atau sleep disturbance scale for children (SDSC) praktis dan murah. Tujuan. Mengetahui sensitivitas dan spesifisitas SDSC terhadap pemeriksaan wrist actigraphy. Metode. Penelitian uji diagnostik dengan desain potong lintang selama bulan Juli-Oktober 2010. Murid
yang memenuhi kriteria inklusi, dilakukan pemeriksaan wrist actigraphy dan pengisian kuisioner SDSC bersama orangtua. Hasil. Sebagian besar subjek berusia 14 tahun (50%). Rerata waktu subjek tidur adalah pukul 22:12, waktu
subjek bangun pukul 05:55, dan total waktu tidur subjek 6 jam 47 menit. Terdapat 40 subjek (62,5%) yang menderita gangguan tidur menurut SDSC dengan jenis gangguan yang paling sering adalah gangguan transisi tidur-bangun (25%). Berdasarkan pemeriksaan wrist actigraphy terdapat 42 subjek (65,6%) yang menderita gangguan tidur. Nilai diagnostik SDSC terhadap wrist actigraphy didapatkan sensitivitas 71,4% dan spesifisitas 54,5%. Nilai duga positif dan nilai duga negatif adalah 75% dan 50%. Kesimpulan. Sensitivitas dan spesifisitas SDSC terhadap pemeriksaan wrist actigraphy adalah 71,4% dan
54,5%. Instrumen SDSC dapat digunakan sebagai alat skrining gangguan tidur pada remaja.
Pemeriksaan gangguan tidur menggunakan polysomnography mahal dan tidak praktis, sedangkan pemeriksaan wrist actigraphy sederhana tetapi belum tersedia di Indonesia. Skala gangguan tidur untuk anak atau sleep disturbance scale for children (SDSC) praktis dan murah. Tujuan. Mengetahui sensitivitas dan spesifisitas SDSC terhadap pemeriksaan wrist actigraphy. Metode. Penelitian uji diagnostik dengan desain potong lintang selama bulan Juli-Oktober 2010. Murid
yang memenuhi kriteria inklusi, dilakukan pemeriksaan wrist actigraphy dan pengisian kuisioner SDSC bersama orangtua. Hasil. Sebagian besar subjek berusia 14 tahun (50%). Rerata waktu subjek tidur adalah pukul 22:12, waktu
subjek bangun pukul 05:55, dan total waktu tidur subjek 6 jam 47 menit. Terdapat 40 subjek (62,5%) yang menderita gangguan tidur menurut SDSC dengan jenis gangguan yang paling sering adalah gangguan transisi tidur-bangun (25%). Berdasarkan pemeriksaan wrist actigraphy terdapat 42 subjek (65,6%) yang menderita gangguan tidur. Nilai diagnostik SDSC terhadap wrist actigraphy didapatkan sensitivitas 71,4% dan spesifisitas 54,5%. Nilai duga positif dan nilai duga negatif adalah 75% dan 50%. Kesimpulan. Sensitivitas dan spesifisitas SDSC terhadap pemeriksaan wrist actigraphy adalah 71,4% dan
54,5%. Instrumen SDSC dapat digunakan sebagai alat skrining gangguan tidur pada remaja.
Original language | Indonesian |
---|---|
Pages (from-to) | 365-372 |
Journal | Sari Pediatri |
Volume | 12 |
Issue number | 6 |
DOIs | |
Publication status | Published - 2011 |