Abstract
Latar belakang
Papiloma sinonasal merupakan tumor jinak yang berasal dari epitel permukaan yang melapisi rongga sinonasal. Papiloma sinonasal memiliki kecenderungan untuk mengalami transformasi keganasan. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk mengetahui karakteristik klinikopatologik papiloma sinonasal dan angka perubahan keganasan pada papilloma sinonasal.
Metode
Penelitian bersifat deskriptif dengan desain potong lintang dilakukan dengan data sekunder kasus papiloma sinonasal dari arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM tahun 2014-2019. Dilakukan telaah ulang pada 127 spesimen histologik dengan diagnosis papiloma sinonasal yang berasal dari 80 kasus.
Hasil
Papiloma sinonasal prevalensi 17,6% dari seluruh neoplasma sinonasal. Jenis histologik terbanyak adalah papiloma inverted 91,3%, papiloma eksofitik 6,3% dan onkositik 2,5%; terutama pada pria sebanyak 70%, rerata usia 50 tahun. Perubahan papiloma sinonasal menjadi KSS sinonasal sebanyak 12,5%; rekurensi 21,3%; dengan keluhan utama hidung tersumbat 50,0%. Kasus berada pada stadium T3 menurut system Krouse 37,5% dan penatalaksanaan dengan metode bedah endoskopik sinus fungsional (BESF) 51,3%. Parameter histopatologik derajat II 53,4%, keratinisasi 17,5%, trabekula tulang 41,3%, polip hidung 20%, dan sebukan limfosit keras 53,8%, sebukan sel buih 2,5%. Gambaran displasia ringan-sedang 8,8%, dan displasia keras 18,8%.
Kesimpulan
Papiloma sinonasal merupakan tumor sinonasal jinak yang jarang. Tipe papiloma inverted bersifat agresif lokal, rekuren, displasia dan transformasi keganasan, terutama pada pria rerata usia 50 tahun dengan keluhan utama hidung tersumbat pada stadium krouse T3, dan tatalaksana utama adalah BESF
Papiloma sinonasal merupakan tumor jinak yang berasal dari epitel permukaan yang melapisi rongga sinonasal. Papiloma sinonasal memiliki kecenderungan untuk mengalami transformasi keganasan. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk mengetahui karakteristik klinikopatologik papiloma sinonasal dan angka perubahan keganasan pada papilloma sinonasal.
Metode
Penelitian bersifat deskriptif dengan desain potong lintang dilakukan dengan data sekunder kasus papiloma sinonasal dari arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM tahun 2014-2019. Dilakukan telaah ulang pada 127 spesimen histologik dengan diagnosis papiloma sinonasal yang berasal dari 80 kasus.
Hasil
Papiloma sinonasal prevalensi 17,6% dari seluruh neoplasma sinonasal. Jenis histologik terbanyak adalah papiloma inverted 91,3%, papiloma eksofitik 6,3% dan onkositik 2,5%; terutama pada pria sebanyak 70%, rerata usia 50 tahun. Perubahan papiloma sinonasal menjadi KSS sinonasal sebanyak 12,5%; rekurensi 21,3%; dengan keluhan utama hidung tersumbat 50,0%. Kasus berada pada stadium T3 menurut system Krouse 37,5% dan penatalaksanaan dengan metode bedah endoskopik sinus fungsional (BESF) 51,3%. Parameter histopatologik derajat II 53,4%, keratinisasi 17,5%, trabekula tulang 41,3%, polip hidung 20%, dan sebukan limfosit keras 53,8%, sebukan sel buih 2,5%. Gambaran displasia ringan-sedang 8,8%, dan displasia keras 18,8%.
Kesimpulan
Papiloma sinonasal merupakan tumor sinonasal jinak yang jarang. Tipe papiloma inverted bersifat agresif lokal, rekuren, displasia dan transformasi keganasan, terutama pada pria rerata usia 50 tahun dengan keluhan utama hidung tersumbat pada stadium krouse T3, dan tatalaksana utama adalah BESF
Translated title of the contribution | Sinonasal Papilloma and Its Associated Malignancy: Study from a Tertiary Referral Hospital in Indonesia |
---|---|
Original language | Indonesian |
Pages (from-to) | 400-408 |
Journal | Majalah Patologi Indonesia |
Volume | 31 |
Issue number | 2 |
DOIs | |
Publication status | Published - 2 May 2022 |
Keywords
- papiloma sinonasal
- papiloma inverted
- perubahan keganasan