SHOULD ISLAMIC ACCOUNTING STANDARD FOLLOW TO INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS)? A LESSON FROM MALAYSIA

Dodik Siswantoro, Shahul Hameed Mohamed Ibrahim

Research output: Contribution to journalArticlepeer-review

Abstract

Pembiayaan berbasis ajaran Islam dengan jelas menunjukkan karakteristik yang sama dengan akuntansi. Untuk alasan itu, mungkin tidak begitu mudah untuk mengkonversi standar akuntansi Islam ke International Financial Reporting Standard (IFRS) karena melanggar beberapa prinsip dasar ajaran Islam. Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial (AAOIFI) berkomitmen untuk memiliki standar akuntansi yang berbeda karena didasarkan pada fiqih (maxims). Selain itu, beberapa negara mengadopsi secara langsung atau tidak langsung konsep IFRS, misalnya, Malaysia. Tulisan ini mencoba untuk menunjukkan beberapa bukti pada standar akuntansi yang tidak memiliki dasar yang kuat dengan ajaran Islam mungkin akan menyesuaikan dengan lingkungan, terutama dalam konvergensi ke IFRS. Hal ini karena standar akuntansi Islam itu sendiri hanya didasarkan pada konvensi para ulama.
Original languageEnglish
JournalMedia Riset Akuntansi, Auditing & Informasi
Publication statusPublished - 2011

Fingerprint

Dive into the research topics of 'SHOULD ISLAMIC ACCOUNTING STANDARD FOLLOW TO INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS)? A LESSON FROM MALAYSIA'. Together they form a unique fingerprint.

Cite this