TY - JOUR
T1 - Serokonversi Hepatitis C pada Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
AU - Widhani, Alvina
AU - Lydia, Aida
AU - Gani, Rino A
AU - Setiati, Siti
PY - 2015
Y1 - 2015
N2 - Pendahuluan. Pasien hemodialisis (HD) tergolong kelompok risiko tinggi terinfeksi virus hepatitis C. Penelitian mengenai serokonversi hepatitis C di RS Cipto Mangunkusumo belum pernah dilakukan. Agar transmisi hepatitis C dapat diturunkan, faktor risiko serokonversi hepatitis C penting diketahui. Penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi dan faktor risiko serokonversi hepatitis C pada pasien yang menjalani HD di RS Cipto Mangunkusumo.
Metode. Penelitian potong lintang terhadap pasien yang menjalani HD di RS Cipto Mangunkusumo pada bulan Juni-Juli 2011. Pemeriksaan anti-HCV menggunakan Roche Elecsys ECLIA, Analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil. Pada bulan Juni-Juli 2011 terdapat 135 pasien HD yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Serokonversi mencapai 21,5%. Analisis bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara lama dialisis (p=0,003) dan jenis kelamin pria (OR 2,43; 95%CI 0,99-5,98; p=0,048) dengan serokonversi hepatitis C. Pasien yang menjalani dialisis >42 bulan (sebelum pemrosesan ulang dialiser menggunakan mesin) lebih banyak yang mengalami serokonversi dibandingkan pasien yang mengalami dialysis ≤42 bulan. Terdapat dua variabel yang marginally statistically significant yaitu HBsAg negatif (p=0,07) dan menggunakan dialiser proses ulang (p=0,07). Pada analisis multivariat, didapatkan jenis kelamin pria (OR 2,91; 95%CI 1,14-7,48; p=0,03) dan lama dialisis (OR 1,02; 95%CI 1-1,03; p=0,007) berhubungan dengan serokonversi hepatitis C.
Simpulan. Serokonversi hepatitis C pada pasien yang menjalani HD di RS Cipto Mangunkusumo mencapai 21,5%. Terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin pria dan lama dialisis dengan serokonversi hepatitis C.
AB - Pendahuluan. Pasien hemodialisis (HD) tergolong kelompok risiko tinggi terinfeksi virus hepatitis C. Penelitian mengenai serokonversi hepatitis C di RS Cipto Mangunkusumo belum pernah dilakukan. Agar transmisi hepatitis C dapat diturunkan, faktor risiko serokonversi hepatitis C penting diketahui. Penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi dan faktor risiko serokonversi hepatitis C pada pasien yang menjalani HD di RS Cipto Mangunkusumo.
Metode. Penelitian potong lintang terhadap pasien yang menjalani HD di RS Cipto Mangunkusumo pada bulan Juni-Juli 2011. Pemeriksaan anti-HCV menggunakan Roche Elecsys ECLIA, Analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil. Pada bulan Juni-Juli 2011 terdapat 135 pasien HD yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Serokonversi mencapai 21,5%. Analisis bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara lama dialisis (p=0,003) dan jenis kelamin pria (OR 2,43; 95%CI 0,99-5,98; p=0,048) dengan serokonversi hepatitis C. Pasien yang menjalani dialisis >42 bulan (sebelum pemrosesan ulang dialiser menggunakan mesin) lebih banyak yang mengalami serokonversi dibandingkan pasien yang mengalami dialysis ≤42 bulan. Terdapat dua variabel yang marginally statistically significant yaitu HBsAg negatif (p=0,07) dan menggunakan dialiser proses ulang (p=0,07). Pada analisis multivariat, didapatkan jenis kelamin pria (OR 2,91; 95%CI 1,14-7,48; p=0,03) dan lama dialisis (OR 1,02; 95%CI 1-1,03; p=0,007) berhubungan dengan serokonversi hepatitis C.
Simpulan. Serokonversi hepatitis C pada pasien yang menjalani HD di RS Cipto Mangunkusumo mencapai 21,5%. Terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin pria dan lama dialisis dengan serokonversi hepatitis C.
UR - http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/60
U2 - 10.7454/jpdi.v2i1.60
DO - 10.7454/jpdi.v2i1.60
M3 - Article
SN - 2406-8969
VL - 2
SP - 15
EP - 22
JO - Jurnal Penyakit Dalam Indonesia
JF - Jurnal Penyakit Dalam Indonesia
IS - 1
ER -