TY - JOUR
T1 - Sekularisme, Epistemologi Reformed, dan Liturgi
T2 - Menimbang Peran Liturgi dalam Konteks Masyarakat Sekuler
AU - Jonathan, Samuel Vincenzo
AU - Harsawibawa, Albertus
PY - 2022/4/11
Y1 - 2022/4/11
N2 - Sekularisme adalah suatu kondisi zaman yang kita hidupi saat ini. Ia memberikan kesadaran kepada masyarakat global bahwa pada kenyataannya yang ada di dunia ini hanyalah yang imanen—tidak ada Tuhan dan semacamnya. Lantas, teisme dianggap hanyalah sebagai salah satu opsi yang ada dari berbagai opsi lainnya: ateisme bahkan menjadi lebih menarik untuk direngkuh. Umumnya, seorang teis akan merespons dengan menunjukkan kemasukakalan dari teisme melalui argumentasi positif bagi keberadaan Tuhan. Penulis menolaknya dan menawarkan pendekatan dari epistemologi Reformed bagi masalah tersebut. Epistemologi Reformed adalah satu tesis soal bagaimana seseorang mengetahui Tuhan dan melaluinya penulis memandang sekularisme merupa sebagai apa yang ia anggap sebagai lingkungan kognitif. Sebagai suatu lingkungan kognitif yang mencegah “subjek penahu” untuk mengetahui Tuhan, penulis menunjukkan bahwa respons yang tepat terhadap sekularisme adalah mengikutsertakan “subjek penahu” ke dalam liturgi. Dengan demikian, liturgi dapat dipahami juga sebagai suatu tindak yang memiliki dimensi epistemik yang memampukan seseorang untuk dapat mengetahui Tuhan.
AB - Sekularisme adalah suatu kondisi zaman yang kita hidupi saat ini. Ia memberikan kesadaran kepada masyarakat global bahwa pada kenyataannya yang ada di dunia ini hanyalah yang imanen—tidak ada Tuhan dan semacamnya. Lantas, teisme dianggap hanyalah sebagai salah satu opsi yang ada dari berbagai opsi lainnya: ateisme bahkan menjadi lebih menarik untuk direngkuh. Umumnya, seorang teis akan merespons dengan menunjukkan kemasukakalan dari teisme melalui argumentasi positif bagi keberadaan Tuhan. Penulis menolaknya dan menawarkan pendekatan dari epistemologi Reformed bagi masalah tersebut. Epistemologi Reformed adalah satu tesis soal bagaimana seseorang mengetahui Tuhan dan melaluinya penulis memandang sekularisme merupa sebagai apa yang ia anggap sebagai lingkungan kognitif. Sebagai suatu lingkungan kognitif yang mencegah “subjek penahu” untuk mengetahui Tuhan, penulis menunjukkan bahwa respons yang tepat terhadap sekularisme adalah mengikutsertakan “subjek penahu” ke dalam liturgi. Dengan demikian, liturgi dapat dipahami juga sebagai suatu tindak yang memiliki dimensi epistemik yang memampukan seseorang untuk dapat mengetahui Tuhan.
KW - sekularisme
KW - epistemologi Reformed
KW - liturgi
UR - http://societasdei.rcrs.org/index.php/SD/article/view/289
U2 - 10.33550/sd.v9i1.289
DO - 10.33550/sd.v9i1.289
M3 - Article
SN - 2407-0556
VL - 9
SP - 5
EP - 28
JO - Societas Dei: Jurnal Agama dan Masyarakat
JF - Societas Dei: Jurnal Agama dan Masyarakat
IS - 1
ER -