Abstract
Tranformasi struktural yang terjadi di indonesia telah bergeser peranan domain sektor pertanian ke sektor industri. Di sisi lain, pembangunan ekonomi regionalindonesia memasuki paradikma baru yang di tandai dengan pelaksanaan skema desentralisasi dan otonomi daerah sejak dekade yang lalu. Tulisan ini melihat bagaimanapembangunan industri manufaktur juga seharusnya menjadi agenda pembangunan daerah di indonesia. Pembanguna industri menghadapi tantangan internal maupun externalyang harus di atasi dengan dua strategi, yaiutu top-down dan botton-down. Strategi botton-down menurut daerah sebagai ujung tombak pembangunan industri. Daerahhendaknya mampu membagun kopetensi intinya sehinga mampu meningkatkan daya saing lokal dan global, menyerap tenaga kerja,dan di harapkan mamapu meningkatkanpemeretaan pertumbuhan sektro industri di seluruh wilayah indonesia. Salah satu program untuk mendukung stategi booton-down menempatkan pemerintah pusat padaposisi sentral pengembangan industri nasional. Pemerintah menetapkan kebijakan pembagunan industri nasional yang di tujukan untuk memberikan arah baru untuk pembagunan industri nasional di masa datang dan menyelesaikan berbagai permasalan yang menghambat perkembangan industri saan ini. Kebijakan ini harus di jadikanpedoman oleh seluruh Stakeholder di sektor industri manufaktur
Original language | Indonesian |
---|---|
Journal | Jurnal Riset Industri |
Publication status | Published - 2008 |