Abstract
Dalam beberapa dekade terakhir, terjadi perkembangan pesat dalam praktik beragama Islam di Indonesia. Hal ini dipicu iklim politik yang memberi kebebasan berekspresi dan keberadaan media baru yang memungkinkan segala yang tak terbayangkan sebelumnya. Maraknya tema religus dalam budaya populer dan produk konsumtif membuat geliat keberagamaan ini terlihat jelas dalam lini kehidupan kaum urban Muslim. Salah satu hal yang bisa dicermati adalah kehadiran Sekolah Islam Terpadu yang memadukan nilai Islam dan materi umum dalam jalinan kurikulum dan penetapan biaya pendidikan yang mampu menjadi simbol kelas sosial. Menggunakan kerangka pemikiran post-Islamisme Asef Bayat yang dielaborasi oleh Ariel Heryanto serta konsep Place-Identity dari Proshansky, Fabian, dan Kaminoff, penelitian ini membahas Sekolah Islam Terpadu sebagai ruang negosiasi identitas kaum urban muslim. Hasil penelitian menujukkan kemunculan Sekolah Islam Terpadu sebagai pengukuh identitas kaum urban muslim dan menjadi ruang ekspresi kaum urban: Modernitas yang beriringan dengan semangat kesalehan melalui pendidikan Islami yang berkelas.
Original language | Indonesian |
---|---|
Publication status | Published - 2017 |
Event | Prosiding Seminar Nasional Budaya Urban/PPKB FIB UI - ID, Depok, Indonesia Duration: 1 Jan 2017 → … |
Conference
Conference | Prosiding Seminar Nasional Budaya Urban/PPKB FIB UI |
---|---|
Country/Territory | Indonesia |
City | Depok |
Period | 1/01/17 → … |
Keywords
- Pos-Islamisme, Place-Identity, Sekolah Islam Terpadu, Urban Muslim.