TY - JOUR
T1 - Seberapa Inovatif Anda? Peran Mediasi Keterikatan Kerja pada Hubungan antara Pemberdayaan Psikologis dan Tingkah Laku Kerja Inovatif
AU - Etikariena, Arum
PY - 2020/12/2
Y1 - 2020/12/2
N2 - Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana faktor individual yaitu pemberdayaan psikologis dapat memprediksi munculnya tingkah laku kerja inovatif, yang penting untuk diperhatikan oleh industri dan organisasi. Di sisi lain, terdapat inkonsistensi hasil pada kedua variabel tersebut berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti memiliki hipotesis bahwa keterikatan kerja dapat menjadi mediator untuk membantu pemahaman yang lebih mendalam mengenai mekanisme hubungan pemberdayaan psikologis dengan tingkah laku kerja inovatif. Menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini dilakukan pada 275 karyawan PT X yang terbukti memiliki nilai dan tujuan inovasi pada organisasinya. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini meliputi Innovative Work Behavior Scale, Psychological Empowerment Scale, dan Utrecth Work Engagement Scale versi pendek. Hasil analisis data menunjukkan perhitungan statistik direct effect ?= 0,56; SE= 0,08; LLCI= 0,40; ULCI= 0,73, sedangka indirect effect ?= 0,09; SE= 0,07; LLCI= - 0,04; ULCI= 0,22. Artinya, keterikatan kerja tidak memediasi hubungan antara pemberdayaan psikologis dengan tingkah laku kerja inovatif. Dengan demikian, pada responden di PT. X, pemberdayaan psikologis dapat memprediksi munculnya tingkah laku kerja inovatif tanpa memerlukan adanya keterikatan kerja terlebih dahulu. Temuan penelitian ini dapat menjelaskan bahwa perusahaan perlu memerhatikan faktor internal seperti pemberdayaan psikologis untuk meningkatkan tingkah laku kerja inovatif karyawan.
AB - Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana faktor individual yaitu pemberdayaan psikologis dapat memprediksi munculnya tingkah laku kerja inovatif, yang penting untuk diperhatikan oleh industri dan organisasi. Di sisi lain, terdapat inkonsistensi hasil pada kedua variabel tersebut berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti memiliki hipotesis bahwa keterikatan kerja dapat menjadi mediator untuk membantu pemahaman yang lebih mendalam mengenai mekanisme hubungan pemberdayaan psikologis dengan tingkah laku kerja inovatif. Menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini dilakukan pada 275 karyawan PT X yang terbukti memiliki nilai dan tujuan inovasi pada organisasinya. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini meliputi Innovative Work Behavior Scale, Psychological Empowerment Scale, dan Utrecth Work Engagement Scale versi pendek. Hasil analisis data menunjukkan perhitungan statistik direct effect ?= 0,56; SE= 0,08; LLCI= 0,40; ULCI= 0,73, sedangka indirect effect ?= 0,09; SE= 0,07; LLCI= - 0,04; ULCI= 0,22. Artinya, keterikatan kerja tidak memediasi hubungan antara pemberdayaan psikologis dengan tingkah laku kerja inovatif. Dengan demikian, pada responden di PT. X, pemberdayaan psikologis dapat memprediksi munculnya tingkah laku kerja inovatif tanpa memerlukan adanya keterikatan kerja terlebih dahulu. Temuan penelitian ini dapat menjelaskan bahwa perusahaan perlu memerhatikan faktor internal seperti pemberdayaan psikologis untuk meningkatkan tingkah laku kerja inovatif karyawan.
KW - Keterikatan Kerja
KW - Pemberdayaan Psikologis
KW - Peran Mediasi
KW - Tingkah Laku Kerja Inovatif
UR - https://academicjournal.yarsi.ac.id/index.php/Jurnal-Online-Psikogenesis/article/view/1261
U2 - 10.24854/jps.v8i2.1261
DO - 10.24854/jps.v8i2.1261
M3 - Article
SN - 2303-3177
VL - 8
SP - 115
EP - 127
JO - Jurnal Psikogenesis
JF - Jurnal Psikogenesis
IS - 2
ER -