TY - JOUR
T1 - Revitalisasi Berbasis Translokal: Menghidupkan Kembali Puta Dino, Tenun Tidore yang Telah Punah
AU - Solihat, Ade
AU - Mastuti, Dwi Woro Retno
PY - 2022/3/17
Y1 - 2022/3/17
N2 - Puta dino adalah istilah untuk kain atau wastra di Tidore. Masyarakat Tidore pada masa kini masih mempertahankan berbagai tradisi dengan menggunakan kain adat. Namun, dalam ritual adat, masyarakat Tidore yang diwajibkan mengenakan pakaian adat tidaklah menggunakan kain adat khas Tidore, melainkan kain beragam motif dari wilayah Indonesia di luar Tidore. Tidak ditemukannya kain adat khas Tidore dalam berbagai pelaksanaan ritual adat tersebut, mendorong komunitas Ngofa Tidore (pemuda Tidore) untuk menghidupkan kembali kebudayaan menenun di Tidore. Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) Universitas Indonesia, menyambut ajakan Ngofa Tidore untuk bermitra dalam upaya menghidupkan kembali puta dino di masyarakat Tidore. Metode yang digunakan adalah penerapan Ipteks bagi Masyarakat, dengan Model Revitalisasi Berbasis Translokal. Model revitalisasi ini mengarahkan kepada proses memunculkan kembali puta dino yang bukan saja melibatkan kondisi dan potensi masyarakat di Tidore, namun juga melibatkan potensi masyarakat di Jepara dan Jakarta. Para penenun dikirim ke Jepara untuk mempelajari teknik menenun. Adapun Jakarta adalah tempat munculnya inspirasi untuk melahirkan kembali puta dino dan tempat bagi proses sosialisasi serta promosi puta dino, sebagai salah satu wastra nusantara. Hasil dari pendampingan ini adalah menguatnya motivasi para penenun, dan terbangunnya kesadaran dari banyak pihak untuk turut mendukung revitalisasi puta dino sebagai produk unggulan Tidore. Revitalisasi puta dino juga telah memperkokoh identitas sekaligus menunjukkan kontribusi Tidore dalam mewarnai mozaik wastra nusantara.
AB - Puta dino adalah istilah untuk kain atau wastra di Tidore. Masyarakat Tidore pada masa kini masih mempertahankan berbagai tradisi dengan menggunakan kain adat. Namun, dalam ritual adat, masyarakat Tidore yang diwajibkan mengenakan pakaian adat tidaklah menggunakan kain adat khas Tidore, melainkan kain beragam motif dari wilayah Indonesia di luar Tidore. Tidak ditemukannya kain adat khas Tidore dalam berbagai pelaksanaan ritual adat tersebut, mendorong komunitas Ngofa Tidore (pemuda Tidore) untuk menghidupkan kembali kebudayaan menenun di Tidore. Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) Universitas Indonesia, menyambut ajakan Ngofa Tidore untuk bermitra dalam upaya menghidupkan kembali puta dino di masyarakat Tidore. Metode yang digunakan adalah penerapan Ipteks bagi Masyarakat, dengan Model Revitalisasi Berbasis Translokal. Model revitalisasi ini mengarahkan kepada proses memunculkan kembali puta dino yang bukan saja melibatkan kondisi dan potensi masyarakat di Tidore, namun juga melibatkan potensi masyarakat di Jepara dan Jakarta. Para penenun dikirim ke Jepara untuk mempelajari teknik menenun. Adapun Jakarta adalah tempat munculnya inspirasi untuk melahirkan kembali puta dino dan tempat bagi proses sosialisasi serta promosi puta dino, sebagai salah satu wastra nusantara. Hasil dari pendampingan ini adalah menguatnya motivasi para penenun, dan terbangunnya kesadaran dari banyak pihak untuk turut mendukung revitalisasi puta dino sebagai produk unggulan Tidore. Revitalisasi puta dino juga telah memperkokoh identitas sekaligus menunjukkan kontribusi Tidore dalam mewarnai mozaik wastra nusantara.
KW - Puta Dino
KW - Identitas
KW - Revitalisasi Berbasis Translokal
KW - Wastra
UR - http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JPPM/article/view/5908/4906
U2 - 10.30595/JPPM
DO - 10.30595/JPPM
M3 - Article
SN - 2549-8347
VL - 6
SP - 7
EP - 15
JO - JPPM: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
JF - JPPM: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
IS - 1
ER -