REPRESENTASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TRANSFORMASI NOVEL MENJADI FILM SEPERTI DENDAM RINDU HARUS DIBAYAR TUNTAS

Diki Febrianto, Lily Tjahjandari

Research output: Contribution to journalArticlepeer-review

Abstract

Kekerasan terhadap perempuan melalui narasi maupun adegan menjadi salah satu pembahasan yang menarik, khususnya pada novel yang diadaptasi menjadi film bertajuk Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Penelitian ini bertujuan untukmembongkar representasi kekerasan terhadap perempuan dalam proses adaptasi novel menjadi film. Penelitian ini bersifatkualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan yang digunakanpada penelitian ini yaitu melihat aspek naratif novel, hubungan,dan korelasi kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan terhadap perempuan dalam film menggunakan konsep sinematografi, alih wahana, dan naratif dalam membangun visual kekerasan terhadap perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya representasi kekerasan terhadap perempuan melalui Iteung danRona Merah. Pada karakter Iteung, tampak adanya hubungan masa kecilnya dengan pembentukan karakter maskulin di masa remaja. Hal ini pula yang memperlihatkan ekranisasi dalam bentuk pengurangan pada film. Rona Merah memberikan gambaran sebagai objek kekerasan seksual yang mengalami gangguan psikologis sebagai pembentuk trauma di masa lalu. Media baru selain film adalah karikatur pada bak truk yangmemiliki kaitan erat tentang pemasalahan laki-laki danperempuan.
Original languageIndonesian
Pages (from-to)154-177
JournalAdabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume7
Issue number2
DOIs
Publication statusPublished - 2023

Keywords

  • kekerasan
  • perempuan
  • alih wahana

Cite this