Abstract
Latar belakang Penyakit Hirschsprung (PH) adalah gangguan perkembangan dari sistem saraf enterik, yang mempunyai karakteristik tidak adanya sel ganglion di pleksus submukosa dan mienterikus. Keberhasilan operasi PH dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah adanya kelainan histopatologik pada bagian proksimal reseksi rektosigmoid PH. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk melihat adakah karakteristik histopatologi yang dapat berperan pada penyakit Hirschsprung sehingga harus dilakukan reoperasi, di Departemen Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM).
Metode Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain penelitian potong lintang menggunakan data sekunder dari arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM mulai tahun 2015-2019. Dilakukan penilaian histopatologi pada ujung proksimal, berupa penilaian ganglion matur, penebalan saraf, jumlah ganglion normal, radang perineural, dan serositis. Dilakukan pula pengumpulan data usia pasien saat operasi, jenis kelamin, jenis operasi dan usia pasien saat reoperasi.
Hasil Dari 64 kasus reseksi, didapatkan 15 kasus reoperasi dan 49 kasus non reoperasi. Dari 15 kasus reoperasi pada pemeriksaan histopatologi didapatkan ganglion matur pada 15 kasus, penebalan saraf 10 kasus, jumlah ganglion normal 14 kasus, tidak ada radang perineural 15 kasus dan tidak ada serositis 14kasus. Didapatkan nilai p=0,026untuk usia pasien saat operasi.
Kesimpulan Terdapat beberapa faktor yang menentukan pasien penyakit PH dilakukan operasi ulang (reoperasi) setelah dilakukan reseksi. Usia pasien saat reseksi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya reoperasi pada pasien penyakit PH
Metode Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain penelitian potong lintang menggunakan data sekunder dari arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM mulai tahun 2015-2019. Dilakukan penilaian histopatologi pada ujung proksimal, berupa penilaian ganglion matur, penebalan saraf, jumlah ganglion normal, radang perineural, dan serositis. Dilakukan pula pengumpulan data usia pasien saat operasi, jenis kelamin, jenis operasi dan usia pasien saat reoperasi.
Hasil Dari 64 kasus reseksi, didapatkan 15 kasus reoperasi dan 49 kasus non reoperasi. Dari 15 kasus reoperasi pada pemeriksaan histopatologi didapatkan ganglion matur pada 15 kasus, penebalan saraf 10 kasus, jumlah ganglion normal 14 kasus, tidak ada radang perineural 15 kasus dan tidak ada serositis 14kasus. Didapatkan nilai p=0,026untuk usia pasien saat operasi.
Kesimpulan Terdapat beberapa faktor yang menentukan pasien penyakit PH dilakukan operasi ulang (reoperasi) setelah dilakukan reseksi. Usia pasien saat reseksi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya reoperasi pada pasien penyakit PH
Translated title of the contribution | Reoperative and Non Reoperative Hirschsprung’s Disease in Associated with Clinicopathological Profile of the Proximal End of Resection in the Department of Anatomical Pathology, FMUI/CMH 2015-2019 |
---|---|
Original language | Indonesian |
Journal | Majalah Patologi Indonesia |
Volume | 32 |
Issue number | 2 |
DOIs | |
Publication status | Published - 22 May 2023 |