Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program SERASI (Sekolah Ramah Inklusi)sebagai program pencegahan perundungan untuk meningkatkan pengetahuan saksi sebaya (peerbystander) tentang topik disabilitas dan perundungan. Meningkatnya pengetahuan tentang disabilitasdiharapkan akan meningkatkan penerimaan siswa reguler terhadap Siswa Berkebutuhan Khusus (SBK). Meningkatnya pengetahuan tentang perundungan diharapkan akan meningkatkan intensi menolong siswa sebagai saksi sebaya (peer bystander) dalam situasi perundungan terhadap SBK. Program SERASI terdiri dari dua komponen yaitu komponen disability awarenessdan bullying awareness. Sembilan belas partisipan mengikuti program selama tiga hari dalam enam sesi. Materi program mencakup topik tentang pendidikan inklusif, disabilitas, simulasi disabilitas, perundungan, peran dalam situasi perundungan, pentingnya peran saksi dan strategi untuk mendukung korban perundungan. Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental-kuasi dengan desain within-subject.Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu sebelum (pre-test), sesudah (post-test), dan tiga bulan setelah ( post post-test) pelaksanaan program SERASI. Hasil analisis statistik paired sample t-testmenunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada pengetahuan siswa tentang topik disabilitas dan perundungan saksi sebaya (peerbystander) setelah mengikuti program SERASI (M pre-test = 6.68;M post-test = 10.26; t = 6.026;df = 18;p=0.000). Hasil analisis statistik paired sample t-testmenunjukkan bahwa terdapat penurunan pengetahuan siswa tentang topik disabilitas dan perundungansaksi sebaya (peer bystander) setelah tiga bulan mengikuti program SERASI dan tidak terdapat delayed effect(M post-test= 10.26; M post post-test= 8.11; t = -3.060; df= 18; p= 0.007)
Original language | English |
---|---|
Journal | inquiry: jurnal ilmiah psikologi |
Publication status | Published - 2020 |