TY - JOUR
T1 - Potensi Efek Antibakteri Tinta Cumi (Loligo Sp.) dan Sotong (Sepia Sp.)
AU - Rosdiana, Dewi Selvina
PY - 2023/5
Y1 - 2023/5
N2 - Infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, namun seringkali tatalaksana antibiotik tidak sesuai kaidah rasional sehingga dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Tinta cumi dan sotong telah dimanfaatkan sejak dulu dalam berbagai pengobatan dan keperluan sehari-hari. Salah satunya adalah penggunaan tinta cumi yang dapat memperpanjang penyimpanan produk makanan di Jepang sehingga diyakini memiliki efek antiseptik. Hal ini diharapkan menjadi salah satu solusi untuk menangani resistensi antibiotik. Berdasarkan penelitian, tinta cumi dan sotong mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder seperti fenol, flavonoid, tannin, steroid, terpenoid, alkaloid, glikosid, dan saponin. Senyawa alkaloid memiliki kemampuan anti bakteri dengan cara mengganggu komponen peptidoglikan dan menghambat enzim topoisomerase yang memiliki peran penting pada proses replikasi, transkripsi dan rekombinasi DNA. Gugus fungsi hidroksi fenolik (OH, karboksil (COOH) dan grup amina (NH) dari melanin tinta cumi dapat mengikat kation divalent pada membran luar bakteri yang menyebabkan komponen lipopolisakarida terlepas dan mengalami kebocoran yang berujung kematian sel bakteri. Dari beberapa penelitian in vitro didapatkan bahwa tinta cumi dan sotong yang diekstrak dengan pelarut hexana memiliki daya hambat yang lebih tinggi dibandingkan dengan tinta murni cumi dan sotong. Ekstrak tinta cumi dan sotong mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif dengan kekuatan daya hambat sedang hingga kuat. Diperlukan data pre klinik lebih lanjut untuk menilai efikasi dan keamanan tinta cumi dan sotong sebagai antibakteri.
AB - Infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, namun seringkali tatalaksana antibiotik tidak sesuai kaidah rasional sehingga dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Tinta cumi dan sotong telah dimanfaatkan sejak dulu dalam berbagai pengobatan dan keperluan sehari-hari. Salah satunya adalah penggunaan tinta cumi yang dapat memperpanjang penyimpanan produk makanan di Jepang sehingga diyakini memiliki efek antiseptik. Hal ini diharapkan menjadi salah satu solusi untuk menangani resistensi antibiotik. Berdasarkan penelitian, tinta cumi dan sotong mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder seperti fenol, flavonoid, tannin, steroid, terpenoid, alkaloid, glikosid, dan saponin. Senyawa alkaloid memiliki kemampuan anti bakteri dengan cara mengganggu komponen peptidoglikan dan menghambat enzim topoisomerase yang memiliki peran penting pada proses replikasi, transkripsi dan rekombinasi DNA. Gugus fungsi hidroksi fenolik (OH, karboksil (COOH) dan grup amina (NH) dari melanin tinta cumi dapat mengikat kation divalent pada membran luar bakteri yang menyebabkan komponen lipopolisakarida terlepas dan mengalami kebocoran yang berujung kematian sel bakteri. Dari beberapa penelitian in vitro didapatkan bahwa tinta cumi dan sotong yang diekstrak dengan pelarut hexana memiliki daya hambat yang lebih tinggi dibandingkan dengan tinta murni cumi dan sotong. Ekstrak tinta cumi dan sotong mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif dengan kekuatan daya hambat sedang hingga kuat. Diperlukan data pre klinik lebih lanjut untuk menilai efikasi dan keamanan tinta cumi dan sotong sebagai antibakteri.
KW - Loligo sp.
KW - Sepia sp.
KW - Tinta
KW - Antibakteri
UR - http://majalahpratistapatologi.com/p/index.php/journal/article/view/125
M3 - Literature review
SN - 2089-7782
VL - 8
JO - Majalah Pratista Patologi
JF - Majalah Pratista Patologi
IS - 2
ER -