TY - JOUR
T1 - Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada Anak: Kloramfenikol atau Seftriakson?
AU - Sidabutar, Sondang
AU - Satari, Hindra Irawan
PY - 2010
Y1 - 2010
N2 - Demam tifoid pada anak besar (lebih dari usia sepuluh tahun) pada umumnya mempunyai gambaran klinis demam tifoid menyerupai dewasa. Demikian juga derajat berat penyakit akan lebih parah dibandingkanpasien anak yang lebih muda. Oleh karena itu, pengamatan keadaan klinis pasien selama mendapatpengobatan harus dievaluasi dengan cermat terutama mengenai parameter keberhasilan pengobatan seperti keadaan umum, suhu, gejala intestinal, komplikasi baik intra maupun ekstra intestinal, hitung leukosit, fungsihati, dan asupan cairan serta nutrisi. Pemeriksaan biakan darah terhadap Salmonella typhi merupakan bakuemas untuk diagnosis demam tifoid. Walaupun pada saat ini telah terdapat berbagai uji diagnostik cepat(rapid diagnostic test) yang dapat dipergunakan untuk pasien rawat jalan, untuk pasien rawat inap harus dilakukan pemeriksaan biakan Salmonella typhi. Selain untuk menegakkan diagnosis, adanya biakan positif sangat berguna untuk menilai apakah pengobatan empiris yang diberikan saat pertama kali pasien datang kerumah sakit sudah tepat. Perlu diperhatikan bahwa uji resistensi bakteri harus disertakan pada hasil biakan.Hasil uji resistensi diperlukan dalam menilai antibiotik pilihan alternatif apabila pengobatan empiris tidakseperti yang kita harapkan. Kloramfenikol sampai saat ini masih merupakan pengobatan lini pertama untuk demam tifoid pada anak yang dirawat di Departemen Ilmu Kesehatan RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.Namun saat ini banyak dilaporkan adanya keadaan multidrug resistance Salmonella typhi (MDSRT), sepert idilaporkan di Pakistan, Mesir, dan Thailand. Maka untuk kasus MDRST diberikan pilihan pengobatanlini kedua yaitu seftriakson atau kuinolon. Namun karena penggunaan kuinolon masih kontroversi untukanak mengingat dapat menyebabkan artropati, maka seftriakson menjadi pilihan kedua untuk demam tifoidpada anak.
AB - Demam tifoid pada anak besar (lebih dari usia sepuluh tahun) pada umumnya mempunyai gambaran klinis demam tifoid menyerupai dewasa. Demikian juga derajat berat penyakit akan lebih parah dibandingkanpasien anak yang lebih muda. Oleh karena itu, pengamatan keadaan klinis pasien selama mendapatpengobatan harus dievaluasi dengan cermat terutama mengenai parameter keberhasilan pengobatan seperti keadaan umum, suhu, gejala intestinal, komplikasi baik intra maupun ekstra intestinal, hitung leukosit, fungsihati, dan asupan cairan serta nutrisi. Pemeriksaan biakan darah terhadap Salmonella typhi merupakan bakuemas untuk diagnosis demam tifoid. Walaupun pada saat ini telah terdapat berbagai uji diagnostik cepat(rapid diagnostic test) yang dapat dipergunakan untuk pasien rawat jalan, untuk pasien rawat inap harus dilakukan pemeriksaan biakan Salmonella typhi. Selain untuk menegakkan diagnosis, adanya biakan positif sangat berguna untuk menilai apakah pengobatan empiris yang diberikan saat pertama kali pasien datang kerumah sakit sudah tepat. Perlu diperhatikan bahwa uji resistensi bakteri harus disertakan pada hasil biakan.Hasil uji resistensi diperlukan dalam menilai antibiotik pilihan alternatif apabila pengobatan empiris tidakseperti yang kita harapkan. Kloramfenikol sampai saat ini masih merupakan pengobatan lini pertama untuk demam tifoid pada anak yang dirawat di Departemen Ilmu Kesehatan RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.Namun saat ini banyak dilaporkan adanya keadaan multidrug resistance Salmonella typhi (MDSRT), sepert idilaporkan di Pakistan, Mesir, dan Thailand. Maka untuk kasus MDRST diberikan pilihan pengobatanlini kedua yaitu seftriakson atau kuinolon. Namun karena penggunaan kuinolon masih kontroversi untukanak mengingat dapat menyebabkan artropati, maka seftriakson menjadi pilihan kedua untuk demam tifoidpada anak.
UR - https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/611
U2 - 10.14238/sp11.6.2010.434-9
DO - 10.14238/sp11.6.2010.434-9
M3 - Article
SN - 0854-7823
VL - 11
SP - 434
EP - 439
JO - Sari Pediatri
JF - Sari Pediatri
IS - 6
ER -