Perundungan-siber (Cyberbullying) serta Masalah Emosi dan Perilaku pada Pelajar Usia 12-15 Tahun di Jakarta Pusat

Research output: Contribution to journalArticlepeer-review

Abstract

Latar belakang. Internet dan media sosial memberikan banyak kemudahan hidup, namun juga berpotensi untuk disalahgunakan, misalnya untuk perundungan-siber. Perundungan-siber memiliki efek negatif terhadap kesehatan fisik, psikologis, dan sosial pelaku maupun korbannya.
Tujuan. Mengidentifikasi karakteristik perundungan-siber serta masalah emosi dan perilaku pelajar usia 12-15 tahun di Jakarta Pusat.
Metode. Penelitian potong lintang dilakukan pada pelajar usia 12-15 tahun pada satu SMP di Jakarta Pusat. Perundungan-siber dinilai dengan kuesioner perundungan-siber Hinduja dan Patchin, yang telah diterjemahkan dan divalidasi dengan Cronbach’s α=0,72. Masalah emosi dan perilaku ditapis dengan menggunakan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ).
Hasil. Dari 274 pelajar yang berpartisipasi dalam penelitian ini, prevalens perundungan-siber adalah 48,2% (korban 11%, pelaku 14,2%, korban sekaligus pelaku 23%). Jenis perundungan-siber tersering yang dialami korban adalah tidak dihargai oleh orang lain (83,3%), disinggung-singgung oleh orang lain (80%), dan diacuhkan oleh orang lain (73,3%). Chat room di Line (60%) dan Instagram (60%), merupakan media sosial tersering yang digunakan. Teman sebaya laki-laki merupakan pelaku tersering (66,7%). Masalah hubungan dengan teman sebaya merupakan masalah emosi dan perilaku yang paling sering dialami oleh korban (10,2%), pelaku (13,5%), dan korban sekaligus pelaku (20,4%).
Kesimpulan. Perundungan-siber merupakan suatu fenomena yang sering dijumpai pada pelajar usia 12-15 tahun di sebuah SMP di Jakarta Pusat. Masalah tersebut memerlukan perhatian yang lebih serius dari orangtua, guru dan tenaga kesehatan.
Original languageIndonesian
Pages (from-to)342-348
JournalSari Pediatri
Volume20
Issue number6
DOIs
Publication statusPublished - 2019

Cite this