TY - JOUR
T1 - Perubahan Kadar Fibrinogen Plasma dan Korelasinya dengan Perubahan Kadar hs- CRP dan Aktivitas Fibrinolisis pada Sindroma Koroner Akut
AU - Sudrajat, Dedy G
AU - Atmakusuma, Djumhana
AU - Alwi, Idrus
AU - Harimurti, Kuntjoro
PY - 2014
Y1 - 2014
N2 - Pendahuluan. Peningkatan kadar fibrinogen yang menetap merupakan faktor risiko yang kuat untuk kejadian penyakit jantung koroner (PJK). Di sisi lain peningkatan fibrinogen plasma dapat merupakan respon fase akut. Pada kondisi ini peningkatan fibrinogen plasma bukan merupakan faktor risiko PJK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kadar fibrinogen plasma meningkat pada fase akut dan tetap tinggi pada fase pasca akut dan mengetahui korelasi antara perubahan kadar fibrinogen plasma dengan perubahan aktivitas inflamasi dan fibrinolisis.
Metode. Desain penelitian adalah studi prospektif dengan metode pengambilan sampel secara konsekutif. Pengambilan sampel fase akut untuk hs-CRP, aktivitas fibrinolisis, dan fibrinogen masing-masing diambil pada hari ke-2, 5, dan 6 pasca awitan sedangkan fase pasca akut diambil pada hari ke-13 pasca awitan. Fibrinogen diperiksa dengan metode Clauss, hs-CRP dengan metode ELISA, dan aktivitas fibrinolisis dengan metode ECLT manual. Analisis beda rerata dilakukan dengan uji t-berpasangan dengan alternatif uji wilcoxon. Analisis korelasi dengan uji Spearman.
Hasil. Sampai akhir penelitian didapatkan 38 subyek sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat penurunan median kadar fibrinogen plasma pada fase pasca akut dibandingkan fase akut (415,5vs380,5mg/dL;p<0,001). Terdapat penurunan median kadar hs-CRP fase pasca akut bila dibandingkan fase akut (22,62vs13,61mg/L;p<0,001). Terdapat penurunan rata-rata ECLT pada fase pasca akut bila dibandingkan fase akut (351,18vs189,61 menit; p<0,001). Subyek dengan hiperfibrinogenemia yang menetap pada fase pasca akut adalah sebesar 52,6%. Pada kelompok ini aktivitas inflamasi 65% subyek pada fase pasca akut masih tinggi meski terdapat penurunan bermakna dibanding fase akut, sedangkan aktivitas fibrinolisis fase pasca akut pada kelompok ini menunjukkan penurunan bermakna 65% telah pada kisaran normal. Hasil uji korelasi didapatkan hasil bahwa perubahan kadar fibrinogen plasma dan perubahan kadar hs-CRP didapatkan korelasi positif yang lemah (r=0,31; p=0,049), dan antara perubahan kadar fibrinogen plasma dan ECLT merupakan korelasi positif yang lemah (r=0,359; p=0,027).
AB - Pendahuluan. Peningkatan kadar fibrinogen yang menetap merupakan faktor risiko yang kuat untuk kejadian penyakit jantung koroner (PJK). Di sisi lain peningkatan fibrinogen plasma dapat merupakan respon fase akut. Pada kondisi ini peningkatan fibrinogen plasma bukan merupakan faktor risiko PJK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kadar fibrinogen plasma meningkat pada fase akut dan tetap tinggi pada fase pasca akut dan mengetahui korelasi antara perubahan kadar fibrinogen plasma dengan perubahan aktivitas inflamasi dan fibrinolisis.
Metode. Desain penelitian adalah studi prospektif dengan metode pengambilan sampel secara konsekutif. Pengambilan sampel fase akut untuk hs-CRP, aktivitas fibrinolisis, dan fibrinogen masing-masing diambil pada hari ke-2, 5, dan 6 pasca awitan sedangkan fase pasca akut diambil pada hari ke-13 pasca awitan. Fibrinogen diperiksa dengan metode Clauss, hs-CRP dengan metode ELISA, dan aktivitas fibrinolisis dengan metode ECLT manual. Analisis beda rerata dilakukan dengan uji t-berpasangan dengan alternatif uji wilcoxon. Analisis korelasi dengan uji Spearman.
Hasil. Sampai akhir penelitian didapatkan 38 subyek sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat penurunan median kadar fibrinogen plasma pada fase pasca akut dibandingkan fase akut (415,5vs380,5mg/dL;p<0,001). Terdapat penurunan median kadar hs-CRP fase pasca akut bila dibandingkan fase akut (22,62vs13,61mg/L;p<0,001). Terdapat penurunan rata-rata ECLT pada fase pasca akut bila dibandingkan fase akut (351,18vs189,61 menit; p<0,001). Subyek dengan hiperfibrinogenemia yang menetap pada fase pasca akut adalah sebesar 52,6%. Pada kelompok ini aktivitas inflamasi 65% subyek pada fase pasca akut masih tinggi meski terdapat penurunan bermakna dibanding fase akut, sedangkan aktivitas fibrinolisis fase pasca akut pada kelompok ini menunjukkan penurunan bermakna 65% telah pada kisaran normal. Hasil uji korelasi didapatkan hasil bahwa perubahan kadar fibrinogen plasma dan perubahan kadar hs-CRP didapatkan korelasi positif yang lemah (r=0,31; p=0,049), dan antara perubahan kadar fibrinogen plasma dan ECLT merupakan korelasi positif yang lemah (r=0,359; p=0,027).
UR - http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/35
U2 - 10.7454/jpdi.v1i1.35
DO - 10.7454/jpdi.v1i1.35
M3 - Article
SN - 2406-8969
VL - 1
SP - 31
EP - 40
JO - Jurnal Penyakit Dalam Indonesia
JF - Jurnal Penyakit Dalam Indonesia
IS - 1
ER -