Abstract
Memasuki tahun 2O2l ini, pelaksanaan otonomi daerah dandesentralisasi fiskal di Indonesia sudah berlangsung genap dua dekade.Selama itu perdebatan akademik mengenai manfaat yang telah diperolehbaik oleh pemerintah maupun untuk masyarakat, terus berlangsung.Salah satu pertanyaan mendasar yang sering dikemukakan adalah apakahdesentralisasi fiskal telah mampu berkontribusi bagi pertumbuhanekonomi di daerah, dan apakah konvergensi perekonomian antardaerahtelah terjadi.Konvergensi ekonomi menjadi sangat relevan ketika pembangunandaerah di Indonesia dalam delapan tahun terakhir menekankan padapentingnya mewujudkan pemerataan ekonomi dengan membangun daripinggiran, perbatasan, dan memperhatikan daerah yang masih, tertinggal.Konvergensi didefinisikan sebagai suatu kondisi perekonomian daerahyang mengalami pertumbuhan menuju kondisi stabll (steady stqte).Indikator yang digunakan adalah produk domestik regional bruto [PDRB)per kapita.Peran desentralisasi fiskal dalam mendorong pertumbuhan ekonomidan mewujudkan konvergensi pemerataan tidak akan lepas dari faktorfaktor pendorong pertumbuhan ekonomi. Teori pertumbuhan neoklasikmenyatakan bahwa modal kapital dan tenaga kerja berperan sangat pentingdalam penciptaan output perekonomian suatu daerah, di mana teknologiadalah faktor eksogen. Dalam perkembangannya, teori ini disempurnakanoleh Lucas (19BBJ dan Romer (1989) di mana teknologi dijadikan sebagaiunsur endogen dan melekat pada tenaga kerja sebagai modal manusia(human capital)
Original language | English |
---|---|
Title of host publication | Pertumbuhan Ekonomi danPemerataan Antardaerah di lndonesia:Peran Desentralisasi Fiskal, KeunggulanKomparatif dan Keunggulan Kompetitif |
Publisher | Kompas Media Nusantara |
ISBN (Electronic) | 9786233463713 |
Publication status | Published - 2022 |