Abstract
Latar Belakang: Penelitian ini mengkaji bagaimana perempuan korban kekerasan seksual menggunakan media sosial sebagai platform untuk mengungkapkan pengalaman mereka dan melawan pembungkaman dalam konteks masyarakat patriarki. Metode: Dengan menggunakan pendekatan semiotika sosial yang mencakup analisis pada tiga tingkatan: bahasa, konteks situasional, dan konteks kultural, penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis pola pengungkapan pengalaman korban, aktor yang terlibat, serta dinamika kekuasaan yang mempengaruhi proses pembungkaman dan perlawanan. Temuan: Hasil analisis menunjukkan bahwa relasi ketidaksetaraan antara perempuan korban dan laki-laki pelaku mempengaruhi kemampuan korban untuk mengekspresikan penolakan dan mengidentifikasi tindakan yang dialami sebagai pemerkosaan. Namun, melalui ekspresi dalam fungsi ideasional, interpersonal, dan tekstual, perempuan korban menunjukkan perlawanan terhadap pembungkaman. Analisis konteks situasional dan kultural mengungkapkan bahwa pengungkapan pengalaman korban tidak hanya berfokus pada tema pemerkosaan dan perjuangan melawan tekanan psikologis dan intimidasi dari pelaku, tetapi juga pada mitos tentang pemerkosaan yang mengabaikan perlawanan korban dan menjustifikasi kesalahan korban. Kesimpulan: Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang dinamika kekuasaan dalam konteks kekerasan seksual dan peran media sosial dalam memfasilitasi perlawanan dan pemulihan bagi perempuan korban.
Original language | Indonesian |
---|---|
Pages (from-to) | 20-28 |
Journal | Journal of Woman Empowerment and Sustainable Businesses |
Volume | 1 |
Issue number | 1 |
Publication status | Published - 29 Feb 2024 |
Keywords
- kekerasan seksual
- media sosial
- perlawanan perempuan
- semiotika sosial