Abstract
Artikel ini menjelaskan upaya yang dilakukan Tutty Alawiyah untuk memajukan kondisi majelis taklim yang ada di Indonesia. Keterbelakangan kondisi perempuan di Indonesia, khususnya etnis Betawi merupakan suatu kondisi yang sudah berlangsung cukup lama. Kebanyakan perempuan betawi mengikuti apa yang telah menjadi ketentuan yang telah diterapkannya tersebut, seperti contoh perempuan betawi tidak diwajibkan mendapatkan pendidikan yang tinggi. Berbeda halnya dengan kehidupan Tutty Alawiyah, seorang perempuan Betawi yang sangat kuat dengan pendidikan Agama Islam. Penelitian ini dilakukan dengan heuristik, kritik, dan interpretasi terhadap koran sezaman, tulisan dari pelaku sejarah dan arsip pemerintah. Makalah ini berkesimpulan bahwa tekat dan juga sifat kepemimpinan yang dimiliki Tutty Alawiyah menghantarkannya menjadi seorang pendakwah yang kemudian melahirkan BKMT atau Badan Kontak Majelis Taklim. BKMT merupakan suatu wadah pengorganisasian menjadi wadah para muballigh menyatukan peran majelis taklim untuk meningkatkan daya dakwah serta para anggota dalam majelis-majelis taklim yang terhimpun menjadi BKMT tersebut. Pengorganisasian dakwah tersebut, diharapkan mampu mengembangkan pemikiran kaum ibu dan meningkatkan pengetahuan yang diperolehnya melalui majelis taklim tersebut
Original language | English |
---|---|
Publication status | Published - 2017 |
Event | International Young Scholars Symposium of Humanities and Arts 2017 - ID, Depok, Indonesia Duration: 1 Jan 2017 → … http://elsevier.com/theconference |
Conference
Conference | International Young Scholars Symposium of Humanities and Arts 2017 |
---|---|
Country/Territory | Indonesia |
City | Depok |
Period | 1/01/17 → … |
Internet address |
Keywords
- BKMT, Dakwah, Islam, Perempuan Betawi, Tutty Alawiyah.