Abstract
Perkembangan budaya telah melahirkan budaya baru yang berbeda dengan budaya lama. Salah satu perkembangan budaya seperti itu ditunjukkan oleh budaya tarling Cirebon-Indramayu. Artikel ini meneliti tentang perbandingan lirik lagu tarling Cirebon-Indramayu klasik dan modern, dengan meneliti perubahan budaya pada lirik tarling dengan fokus pada pemikiran atau filosofinya, nilai-nilai moral serta pragmatik dari lirik-lirik tersebut. Denhan menggunakan metode komparasi, analitis dan deskriptif berdasarkan studi terhadap teks lirik tarling klasik dan modern, serta diperkuat wawancara dengan tokoh-tokoh ahli tarling dan studi pustaka, ingin diketahui perubahan apa saja yang terjadi di dalam perkembangan lirik tarling Cirebon-Indramayu, dari yang klasik ke yang modern-kontemporer, untuk mengetahui gagasan, nilai dan manfaat apa yang hilang dan tergantikan dengan kebaruan dalam konteks perkembangan budaya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Lyotard tentang Narasi Kecil dan Teori Foucault tentang relasi kuasa, untuk melihat posisi dan isi dari lirik tarling klasik dan modern dalan konteks suara zamannya (Zeitgeist) dalam kaitan dengan relasi kuasa dan implikasinya terhadap pendidikan dan politik budaya secara umum.
Original language | Indonesian |
---|---|
Publication status | Published - 2017 |
Event | The 1st International Conference on Education, Language, and Arts (ICELA) 2017 - ID, Jakarta, Indonesia Duration: 1 Jan 2017 → … |
Conference
Conference | The 1st International Conference on Education, Language, and Arts (ICELA) 2017 |
---|---|
Country/Territory | Indonesia |
City | Jakarta |
Period | 1/01/17 → … |
Keywords
- Budaya, lirik, tarling, Cirebon-Indramayu, narasi kecil dan relasi kuasa.