Abstract
Keanekaragaman morfologi menjadi tantangan tersendiri dalam menegakkan diagnosis tumor ganas kelenjar liur terutama
Karsinoma Sel Asinik (Acinic Cell Carcinoma/ACC). Pemeriksaan imunohistokimia (IHK) DOG1 banyak digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis ACC. Belakangan ini SOX10 dilaporkan memiliki keakuratan yang hampir sama dibandingkan dengan
pulasan yang menggunakan antibodi DOG1. Laporan kasus berbasis bukti ini ditulis dengan tujuan mengetahui akurasi pulasan IHK
SOX10 dibandingkan dengan pulasan IHK DOG1 dalam menegakkan diagnosis ACC kelenjar liur.
Metode
Dilakukan pencarian literatur pada basis data Pubmed, Clinical key, Proquest, ScienceDirect, Scopus, SpringerLink dan Wiley.
Terdapat dua jurnal yang relevan dengan kasus, lalu dilakukan telaah kritis menggunakan Diagnostic Study Appraisal Worksheet
dari Centre for Evidence-based Medicine, University of Oxford, 2010.
Hasil
Dari kedua jurnal, akurasi SOX10 dalam mendiagnosis acinic cell carcinoma kelenjar liur sedikit lebih baik dibandingkan dengan
DOG1, dengan sensitivitas mencapai 100% dan spesifitas mencapai 87,76%. Walaupun sensitivitas keduanya sama, namun
SOX10 sedikit lebih spesifik, sehingga nilai positive predictive value nya juga lebih baik dibandingkan DOG1.
Kesimpulan
Akurasi SOX10 lebih baik dibandingkan DOG1 dalam menegakkan ACC. Walau demikian, intensitas pulasanSOX10 cenderung
rendah dibandingkan dengan DOG1 yang mayoritas intensitas pewarnaannya sedang dan kuat. Oleh karena itu, masih dibutuhkan
penelitian lebih lanjut untuk dapat mengeluarkan rekomendasi penggunaan antibody SOX1 di dalam pelayanan sehari-hari.
Karsinoma Sel Asinik (Acinic Cell Carcinoma/ACC). Pemeriksaan imunohistokimia (IHK) DOG1 banyak digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis ACC. Belakangan ini SOX10 dilaporkan memiliki keakuratan yang hampir sama dibandingkan dengan
pulasan yang menggunakan antibodi DOG1. Laporan kasus berbasis bukti ini ditulis dengan tujuan mengetahui akurasi pulasan IHK
SOX10 dibandingkan dengan pulasan IHK DOG1 dalam menegakkan diagnosis ACC kelenjar liur.
Metode
Dilakukan pencarian literatur pada basis data Pubmed, Clinical key, Proquest, ScienceDirect, Scopus, SpringerLink dan Wiley.
Terdapat dua jurnal yang relevan dengan kasus, lalu dilakukan telaah kritis menggunakan Diagnostic Study Appraisal Worksheet
dari Centre for Evidence-based Medicine, University of Oxford, 2010.
Hasil
Dari kedua jurnal, akurasi SOX10 dalam mendiagnosis acinic cell carcinoma kelenjar liur sedikit lebih baik dibandingkan dengan
DOG1, dengan sensitivitas mencapai 100% dan spesifitas mencapai 87,76%. Walaupun sensitivitas keduanya sama, namun
SOX10 sedikit lebih spesifik, sehingga nilai positive predictive value nya juga lebih baik dibandingkan DOG1.
Kesimpulan
Akurasi SOX10 lebih baik dibandingkan DOG1 dalam menegakkan ACC. Walau demikian, intensitas pulasanSOX10 cenderung
rendah dibandingkan dengan DOG1 yang mayoritas intensitas pewarnaannya sedang dan kuat. Oleh karena itu, masih dibutuhkan
penelitian lebih lanjut untuk dapat mengeluarkan rekomendasi penggunaan antibody SOX1 di dalam pelayanan sehari-hari.
Original language | English |
---|---|
Journal | Majalah Patologi Indonesia |
Publication status | Published - 2020 |