Abstract
Latar belakang: Community-acquired pneumonia (CAP) masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien usia lanjut. Vitamin C sebagai antioksidan diduga dapat mencegah inflamasi paru yang berlebihan sehingga mempengaruhi resolusi CAP. Terdapat telaah sistematik yang menyatakan bahwa vitamin C dapat dipertimbangkan sebagai terapi tambahan untuk CAP derajat ringan pada pasien yang diduga memiliki defisiensi vitamin C, namun bukti-bukti yang ada sangat terbatas.
Tujuan: Mengetahui prevalensi defisiensi vitamin C pada pasien CAP usia lanjut serta peran status vitamin C terhadap kecepatan resolusi CAP pada pasien usia lanjut.
Metode: Studi kohort prospektif dilakukan pada 65 pasien berusia ≥60 tahun yang menderita CAP, mendapat terapi sesuai panduan, dan tidak dalam terapi imunosupresan di Unit Gawat Darurat serta ruang rawat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dalam kurun waktu April-Juni 2012. Subjek dibagi ke dalam kelompok defisiensi dan tidak defisiensi vitamin C. Dicari proporsi resolusi dan median laju resolusi masing-masing kelompok. Perbedaan laju resolusi antara kedua kelompok diuji dengan log-rank test. Nilai hazard ratio didapatkan dari uji Cox regression model. Dilakukan juga analisis multivariat pada variabel perancu dengan menggunakan uji Cox regression.
Hasil: Prevalensi defisiensi vitamin C pada pasien CAP usia lanjut adalah sebesar 76,92% (IK95% 66,68-87,16%). Resolusi CAP pada hari kesepuluh terjadi pada 56% subjek defisiensi dan 53% subjek nondefisiensi vitamin C. Resolusi CAP pada hari keempat terjadi pada 20% subjek defisiensi dan 40% subjek nondefisiensi vitamin C. Median laju resolusi CAP pada kelompok nondefisiensi vitamin C adalah 5 hari, sedangkan pada kelompok defisiensi adalah 9 hari. Tidak ditemukan adanya perbedaan signifikan kedua kelompok terkait lama resolusi CAP dengan crude HR 1,18 (IK95% 0,54-2,58; p=0,69).
Kesimpulan: Prevalensi defisiensi vitamin C pada pasien CAP usia lanjut di RSCM adalah sebesar 76,92% (IK95% 66,68-87,16%). Tidak ditemukan perbedaan lama resolusi CAP yang signifikan antara pasien usia lanjut dengan dan tanpa defisiensi vitamin C.
Tujuan: Mengetahui prevalensi defisiensi vitamin C pada pasien CAP usia lanjut serta peran status vitamin C terhadap kecepatan resolusi CAP pada pasien usia lanjut.
Metode: Studi kohort prospektif dilakukan pada 65 pasien berusia ≥60 tahun yang menderita CAP, mendapat terapi sesuai panduan, dan tidak dalam terapi imunosupresan di Unit Gawat Darurat serta ruang rawat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dalam kurun waktu April-Juni 2012. Subjek dibagi ke dalam kelompok defisiensi dan tidak defisiensi vitamin C. Dicari proporsi resolusi dan median laju resolusi masing-masing kelompok. Perbedaan laju resolusi antara kedua kelompok diuji dengan log-rank test. Nilai hazard ratio didapatkan dari uji Cox regression model. Dilakukan juga analisis multivariat pada variabel perancu dengan menggunakan uji Cox regression.
Hasil: Prevalensi defisiensi vitamin C pada pasien CAP usia lanjut adalah sebesar 76,92% (IK95% 66,68-87,16%). Resolusi CAP pada hari kesepuluh terjadi pada 56% subjek defisiensi dan 53% subjek nondefisiensi vitamin C. Resolusi CAP pada hari keempat terjadi pada 20% subjek defisiensi dan 40% subjek nondefisiensi vitamin C. Median laju resolusi CAP pada kelompok nondefisiensi vitamin C adalah 5 hari, sedangkan pada kelompok defisiensi adalah 9 hari. Tidak ditemukan adanya perbedaan signifikan kedua kelompok terkait lama resolusi CAP dengan crude HR 1,18 (IK95% 0,54-2,58; p=0,69).
Kesimpulan: Prevalensi defisiensi vitamin C pada pasien CAP usia lanjut di RSCM adalah sebesar 76,92% (IK95% 66,68-87,16%). Tidak ditemukan perbedaan lama resolusi CAP yang signifikan antara pasien usia lanjut dengan dan tanpa defisiensi vitamin C.
Original language | Indonesian |
---|---|
Journal | Indonesian Journal of CHEST : Critical and Emergency Medicine |
Volume | 2 |
Issue number | 2 |
Publication status | Published - 1 Apr 2015 |
Keywords
- Defisiensi vitamin C
- community-acquired pneumonia
- resolusi
- usia lanjut