Abstract
Keterlibatan susunan saraf pusat merupakan komplikasi leukemia dan limfoma yang relatif jarang. Namun demikian, kondisi ini mempunyai dampak prognostik yang serius, dan memerlukan keputusan penting dalam pengobatan termasuk di antaranya pemberian terapi intratekal. Lokalisasi leptomeningeal secara konvensional didiagnosis melalui identifikasi sel leukemik di cairan serebrospinal dengan analisa sitomorfologi. Namun metode ini mempunyai sensitivitas rendah dengan tingkat negatif palsu mencapai 60% dari seluruh kasus. Berbagai penelitian akhir-akhir ini melaporkan, penggunaan flow cytometry multi parameter untuk pemeriksaan cairan otak mempunyai efisiensi yang lebih baik dalam mendeteksi keterlibatan susunan saraf pusat karena memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada analisa sitomorfologi. Berbagai penelitian melaporkan penggunaan flow cytometry bersama dengan sitomorfologi dapat meningkatkan kemampuan deteksi 17-86% dibandingkan dengan analisa sitomorfologi saja. Oleh karena itu, berbagai negara telah menerapkan flow cytometry sebagai pemeriksaan rutin bersama dengan sitomorfologi. Kendala jumlah sel yang sedikit dalam cairan otak untuk pemeriksaan flow cytometry dapat diatasi dengan sentrifugasi berkecepatan rendah, dan penggunaan multiparameter dalam satu tabung. Kesulitan lain adalah stabilitas sel dalam cairan otak yang lebih pendek, sehingga diperlukan pemeriksaan sesegera mungkin setelah pengambilan sampel. Selain itu, pada kondisi traumatic tap, sulit ditentukan bahwa sel leukemik yang ditemukan bukan berasal dari sel leukemik di darah tepi.
Original language | English |
---|---|
Title of host publication | Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik |
Publisher | Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia |
Publication status | Published - Aug 2016 |