TY - JOUR
T1 - Peran Eritromisin terhadap Toleransi Minum Bayi Prematur
AU - Harahap, Lily Indriasary
AU - Aminullah, Asril
AU - Pardede, Sudung O
AU - Hegar, Badriul
PY - 2013
Y1 - 2013
N2 - Latar belakang. Eritromisin merupakan salah satu obat prokinetik untuk mengatasi intoleransi minum pada
bayi prematur karena imaturitas sistem pencernaan. Beberapa penelitian mengenai efektifitas eritromisin
dalam mengatasi intoleransi minum akibat imaturitas saluran cerna masih merupakan kontroversi.
Tujuan. Mengetahui peran eritromisin dalam meningkatkan toleransi minum bayi prematur.
Metode. Penelitian uji kinis prospektif acak terkontrol tersamar ganda pada bulan September 2011-Februari
2012 dengan subyek bayi prematur usia gestasi (UG) 28-36 minggu. Diagnosis intoleransi minum ditetapkan
bila residu lambung lambung ≥25% jumlah pemberian minum 6 jam sebelumnya
Hasil. Terdapat 36 subyek bayi prematur dengan intoleransi minum yang dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu 19 subyek mendapat eritromisin (3 mg/kgbb/dosis, 4x sehari selama 7 hari) dan 17 subyek mendapat
plasebo berupa larutan sukrosa. Tidak terdapat perbedaan bermakna jumlah episode terjadinya residu
pada kedua kelompok (p=0,271), demikian juga dengan analisis subgrup pada UG ≤32 minggu dan >32
minggu (p=0,25) dan (p=0,39). Median lama hari mencapai nutrisi enteral penuh antara kedua kelompok
tidak terbukti bermakna secara statistik (p=0,82). Hasil yang tidak bermakna juga didapatkan pada UG
≤32 minggu dan >32 minggu (p=0,61) dan (p=0,60.)
Kesimpulan. Pada penelitian ini pemberian eritromisin dosis rendah (3 mg/kgbb/dosis, setiap 6 jam) per
oral selama 7 hari tidak terbukti dapat mengurangi residu lambung maupun mempercepat pencapaian
nutrisi enteral penuh pada bayi prematur dengan UG 28-36 minggu yang mengalami intoleransi minum.
AB - Latar belakang. Eritromisin merupakan salah satu obat prokinetik untuk mengatasi intoleransi minum pada
bayi prematur karena imaturitas sistem pencernaan. Beberapa penelitian mengenai efektifitas eritromisin
dalam mengatasi intoleransi minum akibat imaturitas saluran cerna masih merupakan kontroversi.
Tujuan. Mengetahui peran eritromisin dalam meningkatkan toleransi minum bayi prematur.
Metode. Penelitian uji kinis prospektif acak terkontrol tersamar ganda pada bulan September 2011-Februari
2012 dengan subyek bayi prematur usia gestasi (UG) 28-36 minggu. Diagnosis intoleransi minum ditetapkan
bila residu lambung lambung ≥25% jumlah pemberian minum 6 jam sebelumnya
Hasil. Terdapat 36 subyek bayi prematur dengan intoleransi minum yang dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu 19 subyek mendapat eritromisin (3 mg/kgbb/dosis, 4x sehari selama 7 hari) dan 17 subyek mendapat
plasebo berupa larutan sukrosa. Tidak terdapat perbedaan bermakna jumlah episode terjadinya residu
pada kedua kelompok (p=0,271), demikian juga dengan analisis subgrup pada UG ≤32 minggu dan >32
minggu (p=0,25) dan (p=0,39). Median lama hari mencapai nutrisi enteral penuh antara kedua kelompok
tidak terbukti bermakna secara statistik (p=0,82). Hasil yang tidak bermakna juga didapatkan pada UG
≤32 minggu dan >32 minggu (p=0,61) dan (p=0,60.)
Kesimpulan. Pada penelitian ini pemberian eritromisin dosis rendah (3 mg/kgbb/dosis, setiap 6 jam) per
oral selama 7 hari tidak terbukti dapat mengurangi residu lambung maupun mempercepat pencapaian
nutrisi enteral penuh pada bayi prematur dengan UG 28-36 minggu yang mengalami intoleransi minum.
UR - https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/324
U2 - 10.14238/sp15.3.2013
DO - 10.14238/sp15.3.2013
M3 - Article
SN - 0854-7823
VL - 15
SP - 167
EP - 173
JO - Sari Pediatri
JF - Sari Pediatri
IS - 3
ER -