PENGARUH PROFESI TUKANG CUKUR DALAM TRANSFORMASI KAMPUNG PEUNDEUY, BANYURESMI, GARUT

Hilyatun Nishlah, Dhita Hapsarani

Research output: Contribution to journalArticlepeer-review

Abstract

Profesi tukang cukur asli Garut menjadi mata pencaharian utama bagi warga Kampung Peundeuy, di Desa Banyuresmi, Kabupaten Garut karena dinilai berhasil dalam memberikan kesejahteraan finansial dan meningkatkan status sosial warga. Keberhasilan itu mendorong banyak warga meninggalkan pekerjaan sebelumnya dan memilih menjadi tukang cukur di kota. Pergeseran mata pencaharian semakin intensif sejak tahun 2000-an sehingga akhirnya warga mengklaim Kampung Peundeuy sebagai salah satu kampung tukang cukur di Banyuresmi, Kabupaten Garut. Kemudian, profesi itu dan keahlian mencukur diklaim sebagai tradisi kampung yang harus diwariskan. Selain itu, profesi tukang cukur juga menyebabkan beragam perubahan pada Kampung Peundeuy, dari mata pencaharian, identitas kultural, dan kehidupan sosial warga kampung. Untuk mengetahui lebih dalam hubungan profesi tukang cukur dan transformasi kampung, penelitian ini mencari jawaban atas dua pertanyaan: (1) bagaimana profesi tukang cukur dapat menjadi sebuah tradisi bagi warga Kampung Peundeuy? (2) bagaimana profesi tukang cukur dapat mendorong transformasi Kampung Peundeuy. Untuk menemukan jawabannya,peneliti ini menggunakan beberapa pemikiran terdahulu, yaitu Koentjaraningrat (1981)yang mengkaji permasalahan masyarakat, Luji (2020) yang mengkaji pekerjaan sebagai bentuk budaya, dan Mc Gee (2001 dan 2008) yang memaparkan semi urbanisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menerapkan kajian etnografis dalam pengumpulan data. Teknik yang digunakan peneliti dimulai dengan studi kepustakaan, kemudian observasi non partisipasi hingga wawancara. Hasil penelitian yang merujuk pada pemikiran Luji (2020) menemukan bahwa terbentuknya tradisi profesi tukang cukur yang dianut dan dikembangkan oleh warga Kampung Peundeuy selama bertahun-tahun disebabkan oleh relasi kuasa di antara anggota keluarga. Alih kemahiran tergambarkan dari dorongan anggota keluarga kepada anggota keluarga lainnya untuk berprofesi sebagai tukang cukur. Selain itu, ditemukan bahwa perubahan tidak terjadi secara alamiah,melainkan merupakan dampak dari praktik semi urbanisasi ketika warga beralih profesi ke tukang cukur di kota besar. Semi urbanisasi (Mc Gee, 2008) mendorong terjadinya fenomena desa-kota atau kotadesasi yang menggambarkan karakteristik kekotaan di Kampung Peundeuy. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan dapat menjadi tradisi yang mendorong transformasi suatu kelompok masyarakat. Pengaruh profesi tukang cukur dalam transformasi Kampung Peundeuy terjadi karena dorongan yang kuat dari warganya, baik dalam pewarisan keahlian cukur maupun profesinya.
Original languageIndonesian
Pages (from-to)326-344
JournalPARADIGMA Jurnal Kajian Budaya
Volume11
Issue number3
DOIs
Publication statusPublished - 2021

Keywords

  • Profesi tukang cukur rambut
  • Asgar
  • transformasi kampung
  • identitas kultural
  • semi urbanisasi

Cite this