Abstract
Indonesia menempati urutan ketiga dengan beban kasus TBC tertinggi di dunia dengan estimasi 824.000 kasus TBC pada tahun 2020. Pekerja migran adalah kelompok berisiko terkena TBC namun kasus TBC pada pekerja migran tidak diketahui dalam sistem surveilans TBC nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan upaya penemuan kasus TBC pada pekerja migran pada tahapan sebelum bekerja dan masa tunggu Penelitian kualitatif dengan tipe Rapid Assessment Procedure. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam, diskusi kelompok, dan observasi ke sarana kesehatan pemeriksa calon PMI (CPMI), balai kesehatan kerja dan dinas kesehatan.Semua hasil wawancara direkam dan dibuatkan transkrip, kemudian dikelola, dikode, dan dianalisis. Data disajikan menggunakan analisis tematik Skrining TBC di puskesmas belum sesuai Permenaker nomor 9 tahun 2019. Skrining TBC untuk menemukan kasus TBC sedini mungkin perlu diprioritaskan mengingat jumlah kasus TBC yang tinggi di Indonesia. Penemuan kasus TBC dapat dilakukan di sarana kesehatan pemeriksa CPMI (rumah sakit atau klinik), tempat penampungan dan Desmigratif. Penemuan kasus TBC pada PMI belum optimal pada tahapan sebelum bekerja dan masa tunggu. Hasil skrining TBC di puskesmas perlu diwajibkan sebelum pemeriksaan lebih lanjut di sarana kesehatan pemeriksa CPMI
Original language | Indonesian |
---|---|
Pages (from-to) | 691-701 |
Journal | Jurnal Promotif Preventif |
Volume | 6 |
Issue number | 5 |
DOIs | |
Publication status | Published - 11 Oct 2023 |
Keywords
- Tuberkulosis
- pekerja migran Indonesia
- penemuan kasus