Abstract
Kanker saat ini masih merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Saat ini, telah banyak kemajuan dalam modalitas penatalaksanaan secara multidisiplin, namun penurunan angka kematiannya akibat kanker dianggap kurang bermakna dibandingkan dengan penurunan angka kematian akibat penyakit kardiovaskuler dan penyakit infeksi.
Berbagai penelitian menunjukkan pentingnya deteksi dini pada keganasan dalam mencapai ketahanan hidup jangka panjang (long term survial) yang lebih baik. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan metode deteksi dini dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, di antaranya berbagai penanda tumor (biomarker). Secara umum, penanda tumor digunakan dalam membantu diagnosis dini dan klasifikasi, menentukan prognosis, secara prospektif memprediksi respons atau resistensi terhadap terapi, dan pemantauan keberhasilan terapi, termasuk di antaranya memantau rekurensi penyakit. Namun, penanda tumor tidak menunjukkan manfaat sebagai pemeriksaan penyaring pada populasi umum, Penggunaan penanda tumor pada diagnosis kanker payudara masih belum memuaskan, karena rendahnya sensitivitas diagnostik pada tahap dini penyakit dan untuk deteksi dini kekambuhan. Modalitas utama dalam diagnosis kanker payudara masih tetap mamografi dan pemeriksaan histopatologi. Pada kanker payudara, penanda tumor yang dipakai paling banyak adalah CA 15-3 yang lebih banyak dipakai untuk pemantauan keberhasilan terapi dan terjadinya rekurensi. Carcinoembryonic antigen (CEA) walaupun cukup banyak dipakai pada kanker payudara. namun saat ini tidak direkomendasikan lagi untuk diagnosis, penentuan stadium, atau pemantauan pasca terapi. Sedangkan yang lebih jarang dipakai adalah CA 27.29, temyata menunjukkan spesifistas dan sensitivitas yang lebih baik daripada CA 15.3, dan merupakan factor prognostik yang lebih baik daripada CA 15.3. Pemeriksaan NER2 yang sebelumnya lebih banyak dilakukan secara imunohistokima, saat ini telah dapat dilakukan secara ELISA untuk mendeteksi bentuk yang terlarunya, domain ekstraselular (ECD). Pemeriksaan HER2 terutama dikaitkan dengan prognosis dan pemilihan terapi adjuvan, misalnya Herceptin. Namun demikian penting diingat bahwa tidak ada marker yang meningkat pada semua pasien kanker payudara, bahkan pada staclum lanjut. Oleh karena itu, penggunaan penanda tumor tidak dapat terlepas dari modalitas diagnostik yang lain, yaitu pencitraan dan histopatologi. Kata kunci : penanda tumor, kanker payudara.
Berbagai penelitian menunjukkan pentingnya deteksi dini pada keganasan dalam mencapai ketahanan hidup jangka panjang (long term survial) yang lebih baik. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan metode deteksi dini dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, di antaranya berbagai penanda tumor (biomarker). Secara umum, penanda tumor digunakan dalam membantu diagnosis dini dan klasifikasi, menentukan prognosis, secara prospektif memprediksi respons atau resistensi terhadap terapi, dan pemantauan keberhasilan terapi, termasuk di antaranya memantau rekurensi penyakit. Namun, penanda tumor tidak menunjukkan manfaat sebagai pemeriksaan penyaring pada populasi umum, Penggunaan penanda tumor pada diagnosis kanker payudara masih belum memuaskan, karena rendahnya sensitivitas diagnostik pada tahap dini penyakit dan untuk deteksi dini kekambuhan. Modalitas utama dalam diagnosis kanker payudara masih tetap mamografi dan pemeriksaan histopatologi. Pada kanker payudara, penanda tumor yang dipakai paling banyak adalah CA 15-3 yang lebih banyak dipakai untuk pemantauan keberhasilan terapi dan terjadinya rekurensi. Carcinoembryonic antigen (CEA) walaupun cukup banyak dipakai pada kanker payudara. namun saat ini tidak direkomendasikan lagi untuk diagnosis, penentuan stadium, atau pemantauan pasca terapi. Sedangkan yang lebih jarang dipakai adalah CA 27.29, temyata menunjukkan spesifistas dan sensitivitas yang lebih baik daripada CA 15.3, dan merupakan factor prognostik yang lebih baik daripada CA 15.3. Pemeriksaan NER2 yang sebelumnya lebih banyak dilakukan secara imunohistokima, saat ini telah dapat dilakukan secara ELISA untuk mendeteksi bentuk yang terlarunya, domain ekstraselular (ECD). Pemeriksaan HER2 terutama dikaitkan dengan prognosis dan pemilihan terapi adjuvan, misalnya Herceptin. Namun demikian penting diingat bahwa tidak ada marker yang meningkat pada semua pasien kanker payudara, bahkan pada staclum lanjut. Oleh karena itu, penggunaan penanda tumor tidak dapat terlepas dari modalitas diagnostik yang lain, yaitu pencitraan dan histopatologi. Kata kunci : penanda tumor, kanker payudara.
Original language | English |
---|---|
Publisher | Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2007 |
ISBN (Print) | 978-979-15136-5-4 |
Publication status | Published - 2007 |