Penatalaksaan Kasus Subluksasi 71 dan 81 Anak Usia 4 Tahun dengan Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE)

Pendahuluan: Menurut sebuah penelitian di Boston oleh Meadow et al., insidensi kasus subluksasi gigi sulung akibat terjatuh atau terbentur benda tumpul sebesar 40 % . Subluksasi adalah kegoyangan patologis gigi sulung anterior akibat trauma. Kasus: Anak perempuan usia 4 tahun datang ke RSKGM FKGUI diantar ibunya dengan keluhan 4 hari yang lalu dagu terbentur saat bermain dan terlihat perdarahan gusi sekitar gigi depan bawah. Saat datang ke klinik, keadaan ekstra oral tidak ada luka, pada pemeriksan intraoral gigi 71 dan 81 goyang 2, perkusi positif, tidak ada kemerahan dan perdarahan gingiva. Interpretasi radiografis menunjukkan lamina dura intak, dan tidak ada pelebaran ligamen periodontal. Diagnosa, gigi 71 dan 81 subluksasi akibat trauma. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) diberikan pada pasien maupun orangtua berupa cara menyikat gigi dan anjuran menjaga kebersihan mulut di sekitar area 71 dan 81, serta untuk tidak menggigit makanan keras menggunakan gigi depan yang dapat menyebabkan tekanan berlebihan pada gigi 71 dan 81 selama 2 minggu. Observasi pada minggu ke-1 dan ke-8 menunjukkan gigi-gigi tersebut tidak goyang lagi. Pembahasan: KIE diberikan kepada pasien dan orangtua agar dapat mengoptimalkan proses perbaikan ligamen periodontal dan berhasil dilakukan dengan kekooperatifan pasien dan orang tua dalam menjalankan instruksi yang diberikan. Sekitar 2 minggu setelah trauma, serat serat peridontal mengalami proses penyembuhan dan kekuatan mekanis ligamen periodontal pulih sebesar 50-60 % . Setelah 8 minggu , ligamen periodontal pulih sepenuhnya sehingga sudah tidak terdapat kegoyangan lagi pada gigi. Kesimpulan: KIE pada kasus subluksasi dapat berhasil bila didukung oleh prinsip segitiga perawatan gigi anak.