Abstract
Akne vulgaris adalah kelainan kulit yang sering ditemukan. Panduan terapi lini pertama kadang
memberikan hasil kurang memuaskan serta sering dijumpai efek samping dan resistensi obat. Fototerapi light
emitting diode (LED) sinar biru-merah dilaporkan efektif pada lesi akne.
Dilakukan penelitian untuk membandingkan penambahan fototerapi LED sinar biru-merah pada terapi
lini pertama dengan tanpa fototerapi pada akne vulgaris derajat sedang (AVS).
Studi analitik dengan desain uji klinis acak terkontrol membandingkan dua sisi wajah (split-face)
dilakukan pada 50 subyek AVS. Subyek diberikan terapi lini pertama, yaitu krim tretinoin 0,05% dan doksisiklin
oral 100 mg/hari. Sisi wajah fototerapi diberikan fototerapi LED sinar biru-merah setiap minggu selama empat
minggu berturutan, sedangkan sisi wajah kontrol tanpa fototerapi. Penilaian dilakukan saat kunjungan awal,
minggu ke-2, 4, 6, dan 8.
Pada minggu ke-4 dan 8, penambahan fototerapi lebih efektif dan berbeda bermakna pada lesi
noninflamasi (54,42% dan 75,59%) serta pada lesi inflamasi (75% dan 89,44%) dibandingkan dengan tanpa
fototerapi. Efek samping yang ditemukan minimal dan bersifat sementara. Rasio efektivitas-biaya sebesar Rp.
19.447,- untuk mendapatkan perbedaan efektivitas 1% lebih besar pada kelompok fototerapi.
Penambahan fototerapi LED sinar biru-merah pada terapi lini pertama AVS lebih efektif, aman,
namun tidak memiliki efektivitas-biaya lebih baik dibandingkan dengan tanpa fototerapi.
Kata kunci: akne vulgaris, fototerapi, LED
memberikan hasil kurang memuaskan serta sering dijumpai efek samping dan resistensi obat. Fototerapi light
emitting diode (LED) sinar biru-merah dilaporkan efektif pada lesi akne.
Dilakukan penelitian untuk membandingkan penambahan fototerapi LED sinar biru-merah pada terapi
lini pertama dengan tanpa fototerapi pada akne vulgaris derajat sedang (AVS).
Studi analitik dengan desain uji klinis acak terkontrol membandingkan dua sisi wajah (split-face)
dilakukan pada 50 subyek AVS. Subyek diberikan terapi lini pertama, yaitu krim tretinoin 0,05% dan doksisiklin
oral 100 mg/hari. Sisi wajah fototerapi diberikan fototerapi LED sinar biru-merah setiap minggu selama empat
minggu berturutan, sedangkan sisi wajah kontrol tanpa fototerapi. Penilaian dilakukan saat kunjungan awal,
minggu ke-2, 4, 6, dan 8.
Pada minggu ke-4 dan 8, penambahan fototerapi lebih efektif dan berbeda bermakna pada lesi
noninflamasi (54,42% dan 75,59%) serta pada lesi inflamasi (75% dan 89,44%) dibandingkan dengan tanpa
fototerapi. Efek samping yang ditemukan minimal dan bersifat sementara. Rasio efektivitas-biaya sebesar Rp.
19.447,- untuk mendapatkan perbedaan efektivitas 1% lebih besar pada kelompok fototerapi.
Penambahan fototerapi LED sinar biru-merah pada terapi lini pertama AVS lebih efektif, aman,
namun tidak memiliki efektivitas-biaya lebih baik dibandingkan dengan tanpa fototerapi.
Kata kunci: akne vulgaris, fototerapi, LED
Original language | English |
---|---|
Pages (from-to) | 98-106 |
Number of pages | 8 |
Journal | Media Dermato Venereologica Indonesiana |
Publication status | Published - 2015 |