TY - JOUR
T1 - Optimasi Battery Energy Storage System Dalam Mengatasi Renewable Energy Intermittency dan Load Leveling
AU - Indriani, Novi
AU - Garniwa, Iwa
PY - 2022
Y1 - 2022
N2 - Perkembangan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia saat ini tumbuh pesat, salah satunya adalah penggunaan Photovoltaic (PV). Namun masalah intermittency masih menjadi isu dari sisi pengoperasian PV. Untuk itu diperlukan adanya suatu storage system yang dapat mensuplai daya dengan cepat ketika PV tidak dapat beroperasi karena kondisi cuaca. Battery Energy Storage System (BESS) merupakan salah satu teknologi Energy Storage System yang dapat beroperasi dengan cepat untuk mensuplai kebutuhan listrik guna menjaga kehandalan sistem dan menstabilkan penggunaan listrik dari energi terbarukan, seperti panel surya dan turbin angin. Battery Energy Storage System (BESS) sebagai alternatif dari teknologi penyimpanan jangka pendek yang berfungsi untuk meningkatkan suplai daya pada saat beban puncak dan curtailment sistem PV serta jangka panjang sebagai penyimpanan energi pada sistem kelistrikan di Pulau Timor. Pada studi ini diusulkan model yang mengintegrasikan PV System dan BESS terhadap sistem kelistrikan Pulau Timor dimana saat ini kebutuhan listriknya disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Leasing Marine Vessel Power Plant (LMVPP), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Model ini digunakan untuk mengetahui dampak integrasi PV-BESS terhadap Biaya Pokok Produksi (BPP) sistem. Meskipun harga BESS ini masih relatif mahal namun diharapkan dengan penggunaan BESS ini dapat meningkatkan kehandalan sistem, meningkatkan bauran EBT dan mengurangi dampak lingkungan karena emisi. Simulasi dilakukan dengan membandingkan BPP sistem pada kondisi normal, kondisi intermitensi PV dan load leveling. Nilai BPP sistem dari hasil simulasi intermitensi PLTS dengan menggunakan BESS sebesar Rp 2.188,9/kWh dan simulasi Load leveling dengan BESS sebesar Rp. 2.174,11/kWh. BPP sistem untuk kedua simulasi tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan BPP sistem tanpa BESS yang berkisar Rp 2.202,01/kWh. Secara keekonomian BESS dapat menurunkan BPP sistem setempat.
AB - Perkembangan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia saat ini tumbuh pesat, salah satunya adalah penggunaan Photovoltaic (PV). Namun masalah intermittency masih menjadi isu dari sisi pengoperasian PV. Untuk itu diperlukan adanya suatu storage system yang dapat mensuplai daya dengan cepat ketika PV tidak dapat beroperasi karena kondisi cuaca. Battery Energy Storage System (BESS) merupakan salah satu teknologi Energy Storage System yang dapat beroperasi dengan cepat untuk mensuplai kebutuhan listrik guna menjaga kehandalan sistem dan menstabilkan penggunaan listrik dari energi terbarukan, seperti panel surya dan turbin angin. Battery Energy Storage System (BESS) sebagai alternatif dari teknologi penyimpanan jangka pendek yang berfungsi untuk meningkatkan suplai daya pada saat beban puncak dan curtailment sistem PV serta jangka panjang sebagai penyimpanan energi pada sistem kelistrikan di Pulau Timor. Pada studi ini diusulkan model yang mengintegrasikan PV System dan BESS terhadap sistem kelistrikan Pulau Timor dimana saat ini kebutuhan listriknya disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Leasing Marine Vessel Power Plant (LMVPP), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Model ini digunakan untuk mengetahui dampak integrasi PV-BESS terhadap Biaya Pokok Produksi (BPP) sistem. Meskipun harga BESS ini masih relatif mahal namun diharapkan dengan penggunaan BESS ini dapat meningkatkan kehandalan sistem, meningkatkan bauran EBT dan mengurangi dampak lingkungan karena emisi. Simulasi dilakukan dengan membandingkan BPP sistem pada kondisi normal, kondisi intermitensi PV dan load leveling. Nilai BPP sistem dari hasil simulasi intermitensi PLTS dengan menggunakan BESS sebesar Rp 2.188,9/kWh dan simulasi Load leveling dengan BESS sebesar Rp. 2.174,11/kWh. BPP sistem untuk kedua simulasi tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan BPP sistem tanpa BESS yang berkisar Rp 2.202,01/kWh. Secara keekonomian BESS dapat menurunkan BPP sistem setempat.
KW - Battery Energy Storage System
KW - Fotovoltaik
KW - Biaya Pokok Produksi
KW - Intermittency
KW - Load Leveling
UR - http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/ELKOM/article/view/7216
U2 - 10.32528/elkom.v4i1.7216
DO - 10.32528/elkom.v4i1.7216
M3 - Article
SN - 2685-1814
VL - 4
SP - 11
EP - 20
JO - Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM)
JF - Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM)
IS - 1
ER -