Abstract
Myocardial bridging (MB) adalah anomali kongenital arteri koroner yang paling umum ditemukan. MB adalah bila terdapat sebagian segmen dari arteri koroner yang berjalan epikardial mengambil jalur menukik ke dalam miokard sehingga menciptakan jembatan di atas segmen arteri koroner tersebut. Insidens MB berdasarkan temuan studi-studi otopsi, didapatkan angka terendah adalah 15% dan angka tertinggi 85%.1 Arteri koroner yang paling sering mengalami myocardial bridging adalah Left Anterior Descending (LAD), yang berdasarkan studi-studi didapatkan angka terendah 67% dan angka tertinggi 98% pasien.2,3 MB dikategorikan termasuk varian normal arteri koroner, dan sebagian besar kasus tidak menampilkan gejala, namun terdapat kasus yang menjadi masalah. Gejala dan gambaran elektrokardiografi yang ditimbulkan oleh iskemia pada MB tidak spesifik sehingga sulit dibedakan dengan iskemia akibat aterosklerosis arteri koroner.4 MB menyebabkan kompresi segmen arteri sehingga terjadi perubahan hemodinamika yang mengakibatkan iskemia, sehingga dapat tampil dengan gejala dan tanda khas iskemia seperti angina, atau temuan iskemia miokard berdasarkan uji stres, datang dengan sindrom koroner akut, temuan disfungsi ventrikel kiri, aritmia bahkan hingga kematian jantung mendadak.5
Kemaknaan klinis MB yang tidak spesifik dan rentangnya luas mulai dari dianggap varian normal hingga dapat fatal menjadikan MB perlu mendapatkan perhatian di awal untuk mendapatkan data diagnosis anatomi MB kemudian stratifikasi risiko sesuai kemaknaan fisiologis.
Kemaknaan klinis MB yang tidak spesifik dan rentangnya luas mulai dari dianggap varian normal hingga dapat fatal menjadikan MB perlu mendapatkan perhatian di awal untuk mendapatkan data diagnosis anatomi MB kemudian stratifikasi risiko sesuai kemaknaan fisiologis.
Original language | Indonesian |
---|---|
Pages (from-to) | 120-4 |
Journal | Majalah Kardiologi Indonesia |
DOIs | |
Publication status | Published - 16 Feb 2016 |