TY - JOUR
T1 - Minyak Ikan dari Limbah Pengalengan Ikan Berpotensi Menurun- kan Ekspresi Penanda Inflamasi pada Proses Keganasan Kolon Mencit yang Diinduksi Azoksimetan dan Dextran Sodium Sulfate
AU - Kusmardi,
AU - Tedjo, Aryo
PY - 2016
Y1 - 2016
N2 - Studi epidemiologi yang menghubungkan diet minyak ikan diet dengan risiko kanker kolorektal telah banyak dilaporkan walaupun hasinya tidak konsisten. Kebanyakan laporan menunjukkan adanya hubungan yang positif. Penelitian ini dilakukan untuk memahami efek penghambatan minyak ikan yang diperoleh dari sisa produk pengalengan ikan pada ekspresi penanda inflamasi dari preneoplasia kolorektal mencit yang diinduksi oleh azoxymetane (AOM) dan dekstran natrium sulfat (DSS). Dalam penelitian ini, mencit Balb/c diinduksi dengan AOM 10 mg/kg berat badan diikuti dengan pemberian 1% DSS selama seminggu. Minyak ikan diberikan secara oral dengan dosis 1,5 mg, 3 mg, dan 6 mg pada setiap mencit percobaan per hari. Ekspresi PGE2 diamati pada sel epitel kripta pada mukosa kolon. Pada bulan kedua, ekspresi PGE2 menurun dengan pemberian dosis sedang (3 mg/hari) dan tinggi (6 mg/hari) minyak ikan. Sedangkan pada bulan ketiga dan keempat, penurunan ekspresi PGE2 diamati karena pemberian minyak ikan dosis rendah, sedang dan tinggi (p=0,010 dan 0,005 m). Kesimpulannya, pemberian dosis sedang minyak ikan pada mencit yang diinduksi AOM/DSS telah menurunkan ekspresi PGE2 pada bulan kedua adalah dosis yang paling efektif.
AB - Studi epidemiologi yang menghubungkan diet minyak ikan diet dengan risiko kanker kolorektal telah banyak dilaporkan walaupun hasinya tidak konsisten. Kebanyakan laporan menunjukkan adanya hubungan yang positif. Penelitian ini dilakukan untuk memahami efek penghambatan minyak ikan yang diperoleh dari sisa produk pengalengan ikan pada ekspresi penanda inflamasi dari preneoplasia kolorektal mencit yang diinduksi oleh azoxymetane (AOM) dan dekstran natrium sulfat (DSS). Dalam penelitian ini, mencit Balb/c diinduksi dengan AOM 10 mg/kg berat badan diikuti dengan pemberian 1% DSS selama seminggu. Minyak ikan diberikan secara oral dengan dosis 1,5 mg, 3 mg, dan 6 mg pada setiap mencit percobaan per hari. Ekspresi PGE2 diamati pada sel epitel kripta pada mukosa kolon. Pada bulan kedua, ekspresi PGE2 menurun dengan pemberian dosis sedang (3 mg/hari) dan tinggi (6 mg/hari) minyak ikan. Sedangkan pada bulan ketiga dan keempat, penurunan ekspresi PGE2 diamati karena pemberian minyak ikan dosis rendah, sedang dan tinggi (p=0,010 dan 0,005 m). Kesimpulannya, pemberian dosis sedang minyak ikan pada mencit yang diinduksi AOM/DSS telah menurunkan ekspresi PGE2 pada bulan kedua adalah dosis yang paling efektif.
UR - http://majalahpatologiindonesia.com/p/index.php/patologi/article/view/332
M3 - Article
SN - 2527-9106
JO - Majalah Patologi Indonesia
JF - Majalah Patologi Indonesia
ER -