Abstract
Penelitian ini dipicu oleh pertanyaan: bagaimana praktik sharing yang telah lama ada dapat beradaptasi sebagai norma budaya pada lingkungan perkotaan kontemporer? Penelitian ini difokuskan pada area Kalimalang-Bekasi, yang awalnya merupakan zona yang dijaga karena adanya kanal Kalimalang. Studi menemukan adanya evolusi area tersebut menjadi daerah padat penduduk disebabkan oleh kemajuan sarana transportasi seperti Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan LRT Line 2. Melalui analisis komprehensif dengan cakupan skala makro, mezzo, dan mikro, studi ini menyelidiki kemungkinan untuk mengintegrasi prinsip sharing city sebagai upaya revitalisasi perkotaan di area Kalimalang. Dengan menggunakan teknik triangulasi data, yang diambil dari "Sharing Cities: A Case for Truly Smart and Sustainable Cities" Oleh McLaren dan Agyeman, penelitian ini mengusulkan strategi desain perkotaan yang disesuaikan khusus untuk daerah Kalimalang Utara. Hasil studi ini menyatakan bahwa menganut konsep sharing city memberikan kesempatan yang menjanjikan untuk mengatasi tantangan ditengah ekspansi perkotaan yang tak terkendali, menganjurkan eksplorasi selanjutnya untuk distribusi ruang publik-pribadi dan menekankan peran stakeholder untuk perkembangan kolaboratif dan berkelanjutan di lingkungan Kalimalang.
Original language | Indonesian |
---|---|
Journal | Rustic: Jurnal Arsitektur |
Volume | 4 |
Issue number | 2 |
DOIs | |
Publication status | Published - 2024 |
Keywords
- Kawasan Kalimalang
- Konsep sharing
- Penataan Kawasan
- Sharing city