Abstract
Bagaikan buah simalakama, stratejik aliansi sesama industri (aliansi horizontal)selalu mengalami dilema antara bekerja sama dan berkompetensi. Di samping itu,mereka menghadapi risiko bahwa core competence mereka nantinya dapat terserap olehpartner aliansi yang notabene kompetitor mereka juga. Untuk itu perusahaan perlumelakukan “black box protection�. Dengan melakukan kualitatif studi antaraperusahaan Belanda dan Amerika, paper ini mengetengahkan sebuah framework yangakan sangat membantu para manajer aliansi dalam mengelola “black box protection�mereka. Penelitian ini menemukan bahwa ada tiga variabel penentu yang bisa dijadikantolok ukur kapan kita harus membagi dan melindungi core competence kita: tipepengetahuan; hubungan dengan kompetitor; dan kecepatan perubahan teknologi
Original language | English |
---|---|
Journal | Journal of Indonesian Economy and Business |
Publication status | Published - 2007 |