Abstract
Latar belakang. Malnutrisi merupakan masalah utama di negara berkembang dan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Malnutrisi terkait dengan penyakit infeksi, salah satunya tuberkulosis (TB). Terapi medikamentosa berupa pemberian obat anti TB (OAT) dan nutrisi adekuat diharapkan dapat meningkatkan status nutrisi. Penelitian spesifik yang mengamati perkembangan luaran status nutrisi pada pasien tuberkulosis paru anak belum pernah dilakukan di Indonesia.
Tujuan. Mengetahui status nutrisi TB paru anak pada awal, lama, dan akhir pengobatan. Mengetahui hubungan keteraturan pengobatan OAT dengan perubahan status nutrisi dan berat badan (BB)
Metode. Penelitian kohort retrospektif dilakukan pada 62 anak dengan penyakit TB dan gizi kurang/buruk usia 1 bulan - 5 tahun yang terdiagnosis pertama kali pada 1 Januari 2010 - 31 Desember 2015. Status nutrisi dan BB saat awal diagnosis, bulan ke-2,4,6 dinilai setelah diberikan tata laksana medikamentosa dan nutrisi.
Hasil. Proporsi pasien TB anak dengan gizi kurang 53/62 (85,5%). Sebagian besar berusia 2 tahun, lelaki, bertempat tinggal di DKI Jakarta dan sakit TB paru (42,8%). Seluruh subyek mendapat OAT yang sesuai, 1 yang minum OAT tidak teratur. Terapi OAT selama 6 bulan didapatkan pada 45,2% subyek . Proporsi subyek yang mendapat nutrisi enteral 15/62 (24,2%). Sebanyak 56/62 (90,3%) subyek dengan dosis OAT sesuai mengalami perbaikan status nutrisi dan 55/61 (90,1%) subyek yang minum OAT teratur mengalami perbaikan status nutrisi. Peningkatan BB 5% tiap 2 bulan dan 17% setelah 6 bulan terapi OAT terjadi pada 97% subyek. Tidak ada hubungan keteraturan pengobatan OAT dengan perubahan status nutrisi (p=0,161).
Kesimpulan. Perbaikan status nutrisi dan peningkatan BB terjadi pada sebagian besar subyek. Namun, hubungan keteraturan pengobatan OAT dengan perubahan status nutrisi tidak bermakna secara statistik.
Tujuan. Mengetahui status nutrisi TB paru anak pada awal, lama, dan akhir pengobatan. Mengetahui hubungan keteraturan pengobatan OAT dengan perubahan status nutrisi dan berat badan (BB)
Metode. Penelitian kohort retrospektif dilakukan pada 62 anak dengan penyakit TB dan gizi kurang/buruk usia 1 bulan - 5 tahun yang terdiagnosis pertama kali pada 1 Januari 2010 - 31 Desember 2015. Status nutrisi dan BB saat awal diagnosis, bulan ke-2,4,6 dinilai setelah diberikan tata laksana medikamentosa dan nutrisi.
Hasil. Proporsi pasien TB anak dengan gizi kurang 53/62 (85,5%). Sebagian besar berusia 2 tahun, lelaki, bertempat tinggal di DKI Jakarta dan sakit TB paru (42,8%). Seluruh subyek mendapat OAT yang sesuai, 1 yang minum OAT tidak teratur. Terapi OAT selama 6 bulan didapatkan pada 45,2% subyek . Proporsi subyek yang mendapat nutrisi enteral 15/62 (24,2%). Sebanyak 56/62 (90,3%) subyek dengan dosis OAT sesuai mengalami perbaikan status nutrisi dan 55/61 (90,1%) subyek yang minum OAT teratur mengalami perbaikan status nutrisi. Peningkatan BB 5% tiap 2 bulan dan 17% setelah 6 bulan terapi OAT terjadi pada 97% subyek. Tidak ada hubungan keteraturan pengobatan OAT dengan perubahan status nutrisi (p=0,161).
Kesimpulan. Perbaikan status nutrisi dan peningkatan BB terjadi pada sebagian besar subyek. Namun, hubungan keteraturan pengobatan OAT dengan perubahan status nutrisi tidak bermakna secara statistik.
Original language | Indonesian |
---|---|
Pages (from-to) | 397-402 |
Journal | Sari Pediatri |
Volume | 18 |
Issue number | 5 |
DOIs | |
Publication status | Published - 2017 |