Abstract
Dari perspektif planologis, kawasan hutan bukan merupakan kawasan yang diutamakan untuk kemudian dikembangkan menjadi kota mandiri secara masif. Sedangkan, pemindahan IKN seharusnya dapat mencerminkan transformasi negara dari agraris menjadi negara maritim. Keberadaan lokasi dan kompleksitas karakteristik kawasan IKN mendorong perlunya upaya ekstra atau extraordinary plan untuk mewujudkan kota ideal IKN. Bukan lagi procedural planning, melainkan collaborative dan adaptive planning yang mempu menyesuaikan perkembangan global maupun lokal, Bagian ke empat buku ini akan menjelaskan tahapan untuk mewujudkan hal tersebut.
Terakhir, mengingat pentingnya pemilihan lokasi ideal IKN yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan internal dan eksternal kota baru maka pada akhir bagian buku ini akan dideskripsikan beberapa pendekatan yang akan menjadi gambaran wujud sebuah kota ideal bagi pengembangan IKN Indonesia, seperti bersahabat dengan habitat alam (biodiver-city), pelayanan infrastruktur terpadu (well-connected infrastructures), hidup berkualitas (Liveability), kota yang hidup dan menghidupkan (vibrant city), dan kota yang berbudaya nusantara (civilized society).
Terakhir, mengingat pentingnya pemilihan lokasi ideal IKN yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan internal dan eksternal kota baru maka pada akhir bagian buku ini akan dideskripsikan beberapa pendekatan yang akan menjadi gambaran wujud sebuah kota ideal bagi pengembangan IKN Indonesia, seperti bersahabat dengan habitat alam (biodiver-city), pelayanan infrastruktur terpadu (well-connected infrastructures), hidup berkualitas (Liveability), kota yang hidup dan menghidupkan (vibrant city), dan kota yang berbudaya nusantara (civilized society).
Original language | Indonesian |
---|---|
Publisher | Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia |
ISBN (Print) | 978-623-96838-2-5 |
Publication status | Published - 2022 |