Abstract
Pendahuluan. Komplikasi kardiovaskular yang disebabkan oleh disfungsi endotel menjadi salah satu penyebab mortalitas yang cukup tinggi pada pasien Artritis Reumatoid (AR). Faktor Reumatoid (RF) merupakan autoantibodi yang seringdijumpai pada AR dan diduga dapat meningkatkan respon inflamasi dan disfungsi endotel. Sindroma metabolik dapat pula meningkatkan disfungsi endotel. Belum ada studi yang menilai korelasi RF dan disfungsi endotel pada pasien AR tanpa sindroma metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar RF dengan kadar VCAM-1pada pasien AR tanpa sindroma metabolik.
Metode. Penelitian desain potong lintang terhadap pasien AR dewasa yang berobat di Poliklinik Reumatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo tanpa sindroma metabolik. Pengumpulan data dilakukan sejak Februari hingga Maret 2018 dari datapenelitian sebelumnya yang diambil periode Februari 2016 hingga September 2017. Kadar RF dan VCAM-1 dinilai melalui pemeriksaan serum darah dengan metode ELISA. Korelasi antarkedua variabel dibuat dengan analisis korelasi Spearman menggunakan SPSS versi 20.0.
Hasil. Sebanyak 46 subjek diikutsertakan dalam penelitian ini. Sebagian besar (95,7%) subjek adalah perempuan dengan rerata usia 44,43 tahun, median lama sakit 36 bulan, dan sebagian besar memiliki derajat aktivitas sedang (52,2%). sebagian besar pasien memiliki RF positif (63%). Korelasi antara kadar RF dengan kadar VCAM-1 memiliki kekuatan korelasi yanglemah tetapi tidak bermakna secara statistik (r=0,264; p=0,076). Subjek dengan RF positif memiliki kadar VCAM-1 yang lebihtinggi (626,89 vs. 540,96 ng/mL).
Simpulan. Belum didapatkan korelasi antara RF dengan VCAM-1 pada pasien Artritis Reumatoid tanpa sindroma metabolik.
Metode. Penelitian desain potong lintang terhadap pasien AR dewasa yang berobat di Poliklinik Reumatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo tanpa sindroma metabolik. Pengumpulan data dilakukan sejak Februari hingga Maret 2018 dari datapenelitian sebelumnya yang diambil periode Februari 2016 hingga September 2017. Kadar RF dan VCAM-1 dinilai melalui pemeriksaan serum darah dengan metode ELISA. Korelasi antarkedua variabel dibuat dengan analisis korelasi Spearman menggunakan SPSS versi 20.0.
Hasil. Sebanyak 46 subjek diikutsertakan dalam penelitian ini. Sebagian besar (95,7%) subjek adalah perempuan dengan rerata usia 44,43 tahun, median lama sakit 36 bulan, dan sebagian besar memiliki derajat aktivitas sedang (52,2%). sebagian besar pasien memiliki RF positif (63%). Korelasi antara kadar RF dengan kadar VCAM-1 memiliki kekuatan korelasi yanglemah tetapi tidak bermakna secara statistik (r=0,264; p=0,076). Subjek dengan RF positif memiliki kadar VCAM-1 yang lebihtinggi (626,89 vs. 540,96 ng/mL).
Simpulan. Belum didapatkan korelasi antara RF dengan VCAM-1 pada pasien Artritis Reumatoid tanpa sindroma metabolik.
Translated title of the contribution | Correlation between Rheumatoid Factor and Vascular Cell Adhesion Molecule-1 Levels in Rheumatoid Arthritis Patients Without Metabolic Syndrome |
---|---|
Original language | Indonesian |
Pages (from-to) | 82-87 |
Journal | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia |
Volume | 5 |
Issue number | 2 |
DOIs | |
Publication status | Published - 2018 |
Keywords
- Artritis reumatoid
- Faktor reumatoid
- Sindroma metabolik
- Vascular Cell Adhesion Molecule-1