Abstract
Golongan transpuan di Indonesia mudah dikenali melalui penampilan fisik seseorang. Survei menyebutkan bahwa 89,3% kelompok LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) telah mengalami diskriminasi dan kekerasan. Pandangan masyarakat Indonesia terhadap transpuan dewasa ini dipengaruhi oleh perspektif dan konstruksi masyarakat pada masa lalu. Tulisan ini dimaksudkan untuk merekonstruksi bagaimana perspektif masyarakat Jawa Kuno terhadap transpuan. Tujuan penelitian adalah untuk mencari permulaan pandangan masyarakat Indonesia saat ini terhadap transpuan dari referensi masa lampau. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskripsi analisis melalui tahap pengumpulan data, analisis, dan interpretasi. Dapat diketahui bahwa konstruksi masyarakat pada masa Jawa Kuno menganggap transpuan sebagai golongan disabilitas. Di samping konstruksi tersebut, bagi golongan kerajaan, transpuan merupakan bagian dari abdi raja yang memiliki kekuatan magis dan politis. Dengan demikian, transpuan memiliki posisi yang penting dan hak-hak istimewa dalam kerajaan zaman Jawa Kuno. Posisi transpuan tersebut juga dapat dipahami sebagai suatu tradisi khas Nusantara, yang menempatkan transpuan sebagai penghubung dunia manusia dan dunia dewa, sebagaimana dapat dijumpai pula pada bissu di Sulawesi Selatan.
Translated title of the contribution | The Construction of Ancient Java Community Towards Transgender Women in The 9th-14th Centuries |
---|---|
Original language | Indonesian |
Pages (from-to) | 51-64 |
Journal | Amerta |
Volume | 39 |
Issue number | 1 |
DOIs | |
Publication status | Published - Jun 2021 |
Keywords
- masyarakat Jawa Kuno
- kḍi
- maṅilala drabya haji
- transgender perempuan