Abstract
Pendahuluan: Salah satu organ sasaran BTX adalah saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan melakukan kajian risiko kesehatan paru pada pekerja akibat pajanan uap BTX di industri alas kaki informal di Ciomas, agar didapatkan acuan ilmiah Batas Pajanan Maksimum dan lama kerja yang diperbolehkan. Metode: Desain penelitian adalah cross sectional, 33 responden dari 7 bengkel diambil dengan teknik multistagecluster random sampling. Step awal (2008) menggunakan metode standar NIOSH 1501 untuk menilai pajanan BTX dan kuesioner ATS untuk menilai efek kesehatannya. Diusulkan perbaikan, selanjutnya (2011) dilakukan analisis risiko kesehatan paru (residu) akibat pajanan BTX digunakan karakterisasi risiko model International Programme onChemical Safety Harmonization Project (2004). Hasil: Semua bengkel rerata kadar uap benzennya lebih dari TLV 0,5 ppm (1,40 ppm), 71% melebihi TLV kadar uap toluene 20 ppm (1,40 ppm), Xylene tidak terdeteksi. Prevalensi batuk 39,4%, pilek 54,5%, dan sesak 27,3%, lebih tinggi pada pekerja yang terpajan melebih TLV. Analisis risiko kesehatan mendapatkan batas aman kadar benzene di udara 0,31 mg/m3 dan toluen 51,57 mg/m3, masa kerja aman untuk pajanan benzene 1,3 tahun dan untuk toluene 1 tahun. Kesimpulan: Gangguan pernapasan bersifat iritatif telah ditemukan akibat pajanan uap Benzene dan Toluene yang bersumber dari lem. Pengendalian risiko dapat dilaksanakan dengan perbaikan ventilasi dan pembatasan masa kerja.
Translated title of the contribution | Respiratory Symptoms and BTX Exposure Health Risk Analysis among the Footware workers in Ciomas Bogor |
---|---|
Original language | Indonesian |
Journal | Jurnal Respirologi Indonesia |
Volume | 32 |
Issue number | 1 |
Publication status | Published - 2012 |
Keywords
- benzen
- toluene
- pernapasan
- bengkel alas kaki
- analisis risiko kesehatan