Abstract
Latar Belakang: Salah satu permasalahan lingkungan dalam kegiatan industri adalah pengelolaan limbah B3. Co-processing pada industri semen diharapkan dapat menjadi solusi pengelolaan limbah B3. Metode: Penelitian dilakukan pada pabrik semen yang sedang melakukan kegiatan co-processing. Temuan: Kegiatan co-processing perlu dievaluasi terkait keberlanjutannya. Untuk memenuhi kegiatan co-processing yang berkelanjutan, pengelolaan limbah B3 oleh industri semen memerlukan analisis manfaat ekonomi, penerimaan sosial, dan persyaratan lingkungan. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa PT. ITP dan PT. HI dalam kegiatan co-processing dapat dikatakan memenuhi kaidah keberlanjutan. Kesimpulan: PT. ITP telah melakukan Pengelolaan Limbah B3 pada 41 Penghasil Limbah B3, 22 Jenis Limbah B3, dan 7.861,23 Ton Limbah B3. PT. HI telah melakukan Pengelolaan Limbah B3 pada 71 Penghasil Limbah B3, 53 Jenis Limbah B3, dan 59.494,91 Ton Limbah B3. Rata-rata efisiensi per tahun yang diperoleh dari (1) penggunaan bahan baku alternatif sebesar 1,5% untuk PT.ITP dan 4,24% untuk PT. HI (2) penggunaan bahan bakar alternatif sebesar 3,41% dan untuk PT.ITP dan 8,23% untuk PT.HI. Pengelolaan limbah B3 menghabiskan biaya lebih sedikit jika dikelola melalui co-processing. Bagi masyarakat, kegiatan co-processing memberikan lapangan kerja. Para pemangku kepentingan menerima adanya kegiatan co-processing di pabrik semen sebagai jasa pengelolaan limbah B3 dengan skor rata-rata 76% dan mempunyai frekuensi 39% untuk persepsi sangat setuju. Co-processing telah memenuhi persyaratan lingkungan yang terdiri dari pemenuhan baku mutu udara, dioksin, furan, kesesuaian jenis limbah B3, dan pemenuhan SNI produk.
Original language | Indonesian |
---|---|
Pages (from-to) | 48-65 |
Journal | Human Error and Safety |
Volume | 1 |
Issue number | 1 |
DOIs | |
Publication status | Published - 2024 |
Keywords
- bahan bakar alternatif
- bahan baku alternatif
- co-processing