TY - JOUR
T1 - Kajian Kandungan Gula dan Dampak Kesehatannya pada Produk Susu Cair, Minuman Susu, dan Minuman Mengandung Susu yang Terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan
AU - Lestari, Putri damai
AU - Utari, Diah mulyawati
PY - 2023/12/18
Y1 - 2023/12/18
N2 - Susu adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan hewan ternak penghasil susu lainnya. Badan Pengawas Obat dan Makanan mengklasifikasikan susu menjadi susu cair, minuman susu, dan minuman mengandung susu. Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia masih lebih rendah jika dibandingkan dengan Vietnam dan Malaysia. Salah satu cara untuk meningkatkan asupan susu adalah dengan memberi rasa dan gula tambahan agar lebih disenangi masyarakat. Namun, kandungan gula tambahan pada susu dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap asupan karbohidrat dan energi harian. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan gizi gula, laktosa, dan sukrosa pada produk susu steril, yaitu susu cair, minuman susu, dan minuman mengandung susu yang terdaftar di BPOM. Sebanyak 156 produk susu steril diambil sebagai sampel penelitian dan dilakukan pengkajian terhadap kandungan gula total, laktosa, dan sukrosa yang tercantum pada tabel informasi nilai gizi. Susu cair plain memiliki kandungan gula total paling rendah (4.14 ± 0.91 g/100 ml), berbeda signifikan (p = 0.0005) jika dibandingkan dengan susu berperisa (8.85 ± 1.35 g/100 ml), minuman susu berperisa (9.04 ± 1.44 g/100 ml) dan minuman mengandung susu berperisa (8.31 ± 0.97 g/100 ml). Kandungan laktosa susu cair plain (4.12 ± 1.32 g/100 ml), berbeda signifikan (p = 0.0005) jika dibandingkan dengan susu berperisa (3.85 ± 0.64 g/100 ml), minuman susu berperisa (3.72 ± 1.05 g/100 ml) dan minuman mengandung susu berperisa (3.09 ± 0.31 g/100 ml). Kandungan sukrosa susu cair plain (0 g/100 ml), berbeda signifikan (p = 0.0005) jika dibandingkan dengan susu berperisa (5.1 ± 1.14 g/100 ml), minuman susu berperisa (5.23 ± 1.16 g/100 ml) dan minuman mengandung susu berperisa (4.93 ± 0.69 g/100 ml). Karena tingginya asupan gula tambahan yang berasal dari produk susu dengan rasa, perlu diusulkan beberapa kebijakan untuk mengurangi asupan gula tambahan, antara lain dengan penggunaan pemanis berintensitas tinggi atau dengan reformulasi produk untuk mengurangi kandungan gula tambahan.
AB - Susu adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan hewan ternak penghasil susu lainnya. Badan Pengawas Obat dan Makanan mengklasifikasikan susu menjadi susu cair, minuman susu, dan minuman mengandung susu. Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia masih lebih rendah jika dibandingkan dengan Vietnam dan Malaysia. Salah satu cara untuk meningkatkan asupan susu adalah dengan memberi rasa dan gula tambahan agar lebih disenangi masyarakat. Namun, kandungan gula tambahan pada susu dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap asupan karbohidrat dan energi harian. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan gizi gula, laktosa, dan sukrosa pada produk susu steril, yaitu susu cair, minuman susu, dan minuman mengandung susu yang terdaftar di BPOM. Sebanyak 156 produk susu steril diambil sebagai sampel penelitian dan dilakukan pengkajian terhadap kandungan gula total, laktosa, dan sukrosa yang tercantum pada tabel informasi nilai gizi. Susu cair plain memiliki kandungan gula total paling rendah (4.14 ± 0.91 g/100 ml), berbeda signifikan (p = 0.0005) jika dibandingkan dengan susu berperisa (8.85 ± 1.35 g/100 ml), minuman susu berperisa (9.04 ± 1.44 g/100 ml) dan minuman mengandung susu berperisa (8.31 ± 0.97 g/100 ml). Kandungan laktosa susu cair plain (4.12 ± 1.32 g/100 ml), berbeda signifikan (p = 0.0005) jika dibandingkan dengan susu berperisa (3.85 ± 0.64 g/100 ml), minuman susu berperisa (3.72 ± 1.05 g/100 ml) dan minuman mengandung susu berperisa (3.09 ± 0.31 g/100 ml). Kandungan sukrosa susu cair plain (0 g/100 ml), berbeda signifikan (p = 0.0005) jika dibandingkan dengan susu berperisa (5.1 ± 1.14 g/100 ml), minuman susu berperisa (5.23 ± 1.16 g/100 ml) dan minuman mengandung susu berperisa (4.93 ± 0.69 g/100 ml). Karena tingginya asupan gula tambahan yang berasal dari produk susu dengan rasa, perlu diusulkan beberapa kebijakan untuk mengurangi asupan gula tambahan, antara lain dengan penggunaan pemanis berintensitas tinggi atau dengan reformulasi produk untuk mengurangi kandungan gula tambahan.
KW - gula total
KW - laktosa
KW - sukrosa
KW - susu steril
UR - https://ojs3.poltekkes-mks.ac.id/index.php/medkes/article/view/240
U2 - 10.32382/medkes.v18i2.240
DO - 10.32382/medkes.v18i2.240
M3 - Article
SN - 1907-8153
VL - 18
SP - 236
EP - 248
JO - Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar
JF - Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar
IS - 2
ER -