Abstract
Wangsalan merupakan konstruksi bahasa Jawa yang mengandung unsur teka-teki dan jawabannya (tebakannya) secara tersembunyi di dalam konstruksi bahasa tersebut. Ekspresi wangsalan dapat dipandang sebagai upaya penempaan orang Jawa dalam memahami relasi kehidupan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Upaya untuk memahami relasi kehidupan sebagai pencerdasan manusia Jawa untuk senantiasa mencari eksistensi dari kehidupan itu sendiri. Bentuk wangsalan bermetrum Pangkur di dalam Serat Rerepen karya KGPAA Mangkunagara IV di Surakarta sebagai data kajian. Persoalan yang muncul bagaimana orang Jawa melatih kecerdasan berfikir melalui wangsalan dalam bentuk tembang sehingga mendapatkan pemaknaan yang utuh dan padu. Pendekatan objektif dari Abram, metode deskriptif kualitatif dari Creswell, konsep etika dari Franz Magnis Suseno, dan Teori tentang tanda dari Chrales Sanders Pierce dipergunakan untuk menjawab persoalan penandaan konstruksi wangsalan tembang ini. Hasil kajian ini mengasumsikan bahwa wangsalan sebagai produk bahasa dan kebudayaan Jawa mengandung strategi pendidikan dan pemelajaran agar masyarakat menjadi cerdas dalam memaknai tanda-tanda simbolik yang terdapat di dalamnya.
Original language | Indonesian |
---|---|
Journal | Journal Kawruh: Journal of Language Education, Literature, and Local Culture |
Publication status | Published - 2020 |