TY - JOUR
T1 - Kadar Plasma Epstein-Barr Virus (EBV) DNA sebagai Parameter Prognosis pada Kanker Nasofaring Tidak Berkeratin
AU - Argadikoesoema, Soehartati
PY - 2020
Y1 - 2020
N2 - Kanker Nasofaring (KNF) merupakan keganasan yang sering ditemukan di Asia.1 Puncak insidensi KNF berada pada usia dewasa muda dan pada pasien usia 55 – 59 tahun.2 Radioterapi merupakan terapi standar untuk KNF stadium awal, sedangkan pada stadium lokal lanjut diberikan kemoradiasi.1 KNF telah terbukti memiliki keterkaitan dengan Epstein Barr Virus (EBV). Dengan berkembangnya biologi molekular, konsentrasi DNA tumor dalam plasma dan serum pada pasien KNF dapat diukur secara kuantitatif dengan polymerase chain reaction (PCR).3 Plasma EBV DNA berguna dalam hal diagnosis, pemantauan respon terapi, dan prediktor prognosis pada pasien KNF.1,3 Penulisan tinjauan pustaka ini ditujukan untuk menambah pengetahuan mengenai manfaat pemeriksaan kadar plasma EBV DNA pada pasien KNF.
AB - Kanker Nasofaring (KNF) merupakan keganasan yang sering ditemukan di Asia.1 Puncak insidensi KNF berada pada usia dewasa muda dan pada pasien usia 55 – 59 tahun.2 Radioterapi merupakan terapi standar untuk KNF stadium awal, sedangkan pada stadium lokal lanjut diberikan kemoradiasi.1 KNF telah terbukti memiliki keterkaitan dengan Epstein Barr Virus (EBV). Dengan berkembangnya biologi molekular, konsentrasi DNA tumor dalam plasma dan serum pada pasien KNF dapat diukur secara kuantitatif dengan polymerase chain reaction (PCR).3 Plasma EBV DNA berguna dalam hal diagnosis, pemantauan respon terapi, dan prediktor prognosis pada pasien KNF.1,3 Penulisan tinjauan pustaka ini ditujukan untuk menambah pengetahuan mengenai manfaat pemeriksaan kadar plasma EBV DNA pada pasien KNF.
M3 - Article
SN - 2086-9223
JO - Radioterapi & Onkologi Indonesia
JF - Radioterapi & Onkologi Indonesia
ER -